Ascending Triangle, Descending Triangle & Symmetrical Triangle

Ascending triangle adalah salah satu jenis pola analisa teknikal atau teknik analisa yang digunakan para trader untuk menganalisis tren fluktuasi harga saham. Selain ascending triangle, ada beberapa teknis analisa teknikal lain yang dapat digunakan, diantaranya yaitu descending triangle dan symmetrical triangle.

Ketiga pola triangle ini dibutuhkan oleh para trader untuk dapat mendapatkan gambaran tentang tren bearish dan bullish, khususnya dalam trading saham. Bearish, seperti namanya, menggambarkan prediksi penurunan harga yang mirip seperti kecenderungan arah gerakan beruang (‘bear’).

Bullish, berkebalikan dari bearish, menggambarkan prediksi kenaikan harga yang mirip seperti kecenderungan arah gerakan banteng (‘bull’). Seperti apa bentuk dan ciri-ciri dari masing-masing jenis pola triangle yang bisa memprediksi tren ‘bearish’ dan ‘bullish’ ini?

Apa Itu Ascending Triangle?

Ascending triangle adalah pola analisis untuk memprediksi keberlanjutan tren kenaikan harga saham, disertai penetapan titik awal kenaikan harga saham (resistance) dan batas atas harga saham (support): Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa ascending triangle menunjukkan proyeksi kenaikan harga saham. 

Untuk beli saham luar negeri, misalnya, kamu bisa menggunakan pola ini untuk memprediksi harga tertinggi saham ketika mata uang negara tersebut terlihat terus menguat.  Saham Amerika, contohnya, yang nilainya cenderung meningkat karena pengaruh penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD). Maka, pola ascending triangle cocok untuk diterapkan saat beli saham Amerika atau investasi saham* Amerika

Apa Itu Descending Triangle?

Berbeda dari ascending triangle, descending triangle adalah pola analisis untuk memprediksi keberlanjutan tren penurunan harga saham, disertai dengan penetapan batas bawah penurunan harga saham dan kemungkinan perubahan tren harga (reversal) setelah harga saham turun ke nominal tertentu. Seperti ascending triangle, descending triangle terbentuk dari dua macam garis tren, yaitu resistance dan support.

Perbedaannya, pada descending triangle, resistance-nya adalah garis batas bawah harga saham dan support-nya adalah titik awal kenaikan harga saham menuju apex atau titik tengah, yakni keseimbangan antara uptrend (tren kenaikan harga) dengan downtrend (tren penurunan harga). Uniknya, pola ini mengindikasikan bahwa harga sebuah saham akan sulit untuk naik karena adanya “harga termurah” saham yang mempengaruhi preferensi investor terhadap harga saham tersebut.

Symmetrical Triangle

Symmetrical triangle adalah pola yang terbentuk dari dua garis tren: Naik ke atas menuju apex (titik temu antara dua garis tren harga saham, yaitu uptrend dan downtrend) dan turun ke bawah menuju harga terendah. Jika digambarkan, symmetrical triangle berbentuk seperti segitiga sama kaki atau segitiga sembarang.

Penyebabnya, symmetrical triangle menggambarkan prediksi bahwa, jika harga suatu saham terus bergerak naik (bullish), maka di harga tertentu ia akan mengalami pembalikan (reversal) dan terus menurun (bearish). Tidak ada batas bawah penurunan seperti kedua pola yang telah disebutkan sebelumnya karena harga saham dalam pola symmetrical triangle bisa turun serendah-rendahnya.

Study Case Pola Ascending Triangle

Berikut adalah contoh nyata penerapan pola ascending triangle dalam trading saham Apple Inc. (APPL) di tahun 2019 dengan mengamati tiga aspek, yaitu uptrend (tren kenaikan harga), konsolidasi (kondisi harga stagnan), dan rising lower trendline (tren kenaikan angka harga terendah). 

  1. Uptrend: Trader memutuskan untuk membeli saham APPL di harga 200 USD, ketika permintaan terhadap saham tersebut sedang tinggi. 

  2. Konsolidasi: Dengan tingginya permintaan, tercipta harga tertentu pada saham tersebut sesuai tren pasar atau jumlah pembelian saham yang banyak di-bid (diajukan) investor/trader saham lainnya. Maka, trader menetapkan batas toleransi rugi atau stop-loss saat harga saham tersebut di bawah 190 USD. 

  3. Rising lower trendline: Setelah terbentuk tren harga dalam jumlah tertentu dalam kondisi volume permintaan yang tinggi, dapat dikatakan bahwa harga saham punya kecenderungan untuk meningkat. Melihat kondisi kinerja saham tersebut, trader menargetkan untung atau profit sebesar 220 USD.

Beli Saham* Amerika dengan Harga Terjangkau di Gotrade

Aplikasi beli saham* Amerika Gotrade, Anda bisa beli berbagai saham* Amerika dengan mudah dan terjangkau dengan minimum 15 ribu rupiah saja. 

Mobile apps Gotrade bisa Anda download di PlayStore dan AppStore. Nikmati kemudahan beli saham* Amerika untuk tambah aset investasi tanpa minimum lot! Cek cara beli saham* Amerika.

Sumber: Bankrate, Investopedia, Corporate Finance Institute, Wealthy Education

Disclaimer:
Gotrade Indonesia (PT Valbury Asia Futures) memungkinkan akses ke saham AS dari Indonesia melalui kontrak yang didukung penuh. 'Saham' mengacu pada Kontrak Derivatif PALN dan tidak mengacu pada "surat berharga" berdasarkan undang-undang pasar modal Indonesia dan dalam hal apa pun tidak boleh dianggap sebagai penawaran umum efek.

Previous
Previous

Hitung Break Even Point untuk Evaluasi Pilihan Saham