Pengertian Diversifikasi Aset, Manfaat, Strategi & Study Case Dalam Saham

Diversifikasi adalah alokasi dana pada berbagai instrumen keuangan dengan tujuan mengurangi risiko investasi melalui penyebaran aset di berbagai kelas dan sektor. Strategi ini penting untuk dilakukan supaya pertumbuhan portofolio bisa optimal ditengah kondisi global yang tidak menentu.

Pentingnya diversifikasi juga semakin menonjol, terutama ketika Anda mulai melakukan diversifikasi pada saham luar negeri seperti investasi saham* Amerika Serikat. Pasar saham AS, dengan segala dinamikanya tentu memberikan peluang pertumbuhan signifikan tetapi juga risiko tinggi. Untuk itu, simak penjelasan lengkap terkait apa itu diversifikasi dan manfaatnya dalam artikel berikut ini.

Apa Itu Diversifikasi?

Pengertian diversifikasi adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi risiko dengan alokasi dana maupun aset ke berbagai instrumen. Tujuannya diversifikasi adalah menghindari terlalu tergantung pada satu jenis investasi atau sektor tertentu. Dengan melakukan diversifikasi, investor bisa mengurangi potensi kerugian akibat perubahan pasar atau kondisi ekonomi yang mempengaruhi satu jenis aset.

Dalam konteks investasi, diversifikasi portofolio adalah mencakup alokasi dana ke berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, properti, dan aset lainnya. Diversifikasi juga dapat dilakukan di dalam satu jenis aset, seperti saham. Caranya dengan menyebarkan investasi ke berbagai perusahaan atau sektor industri. Bahkan Anda bisa investasi saham luar negeri maupun Indonesia, supaya risiko kerugian bisa diminimalisir.

Prinsip diversifikasi didasarkan pada konsep bahwa berbagai aset dan investasi dapat bereaksi berbeda terhadap peristiwa ekonomi atau pasar tertentu. Dengan memiliki portofolio investasi yang beragam, investor dapat mengurangi potensi kerugian besar jika satu bagian dari portofolio tersebut mengalami penurunan nilai.

Diversifikasi tidak hanya relevan dalam konteks keuangan, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti bisnis, karier, dan lainnya. Artinya melakukan diversifikasi bisa untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang kesuksesan.

Manfaat Diversifikasi

Strategi diversifikasi adalah konsep untuk mengurangi risiko kerugian dengan alokasi dana ataupun aset pada lebih dari satu instrumen. Selain itu, berikut adalah manfaat diversifikasi portofolio Anda selengkapnya.

1. Reduksi Risiko

Diversifikasi membantu mengurangi risiko investasi dengan menyebarnya ke berbagai jenis aset atau instrumen keuangan. Jika satu bagian dari portofolio mengalami penurunan nilai, potensi dampak negatifnya dapat diimbangi oleh kinerja positif bagian lainnya. Dengan kata lain, kerugian pada satu investasi dapat dikompensasi oleh keuntungan pada investasi lainnya.

2. Perlindungan dari Fluktuasi Pasar

Pasar keuangan cenderung mengalami fluktuasi. Dengan memiliki portofolio yang terdiversifikasi, investor dapat melindungi diri dari dampak fluktuasi ekstrem di satu sektor atau kelas aset tertentu.

3. Peningkatan Stabilitas Portofolio

Diversifikasi dapat meningkatkan stabilitas portofolio secara keseluruhan. Ketika aset beragam dalam portofolio investasi tentunya merespons perubahan pasar dengan cara berbeda. Karena itulah portofolio tersebut bisa lebih stabil daripada lainnya yang terfokus pada satu jenis aset atau sektor tertentu saja.

4. Optimasi Tingkat Pengembalian dan Risiko

Dengan alokasi aset yang memiliki tingkat pengembalian dan risiko yang berbeda, Anda berpotensi mendapatkan imbal hasil optimal. Karena Diversifikasi membantu mencapai keseimbangan yang optimal antara risiko dan pengembalian.

5. Memperbesar Potensi Keuntungan

Dengan memiliki eksposur ke berbagai sektor atau kelas aset, investor bisa memanfaatkan peluang keuntungan dari berbagai kondisi pasar. Jika satu sektor sedang tumbuh, sementara yang lain mengalami penurunan, diversifikasi bisa membantu Anda memaksimalkan potensi keuntungan keseluruhan.

6. Manfaat Psikologis

Diversifikasi bisa memberikan ketenangan pikiran Anda sebagai investor. Karena tahu bahwa portofolio tersebut tidak sepenuhnya tergantung pada kinerja satu aset atau sektor saja. Hal ini bisa membantu mengurangi tingkat kecemasan dan stres terkait dengan investasi.

Strategi Diversifikasi Untuk Potensi Return yang Tinggi

Diversifikasi memerlukan strategi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau investor. Beberapa strategi diversifikasi berdasarkan jenisnya melibatkan:

1. Diversifikasi Usaha

Diversifikasi usaha melibatkan pendirian beberapa cabang bisnis untuk bersaing atau melengkapi satu sama lain di dalam suatu niche market. Diversifikasi usaha sangat cocok jika Anda memiliki modal yang mencukupi. Misalnya, mencakup pembuatan beberapa cabang perusahaan atau menggabungkan perakitan mobil dan manufaktur komponen mobil dalam satu entitas.

2. Diversifikasi Produk

Diversifikasi produk melibatkan penciptaan beragam produk yang mungkin serupa atau melengkapi satu sama lain di dalam suatu niche market. Selain mudah dilakukan, strategi ini memungkinkan perusahaan untuk mengubah sedikit unsur intrinsik produk dan merknya.

3. Diversifikasi Investasi

Diversifikasi investasi adalah strategi yang sering dilakukan oleh divisi keuangan atau investor saham. Dengan menempatkan investasi pada beberapa instrumen sekaligus, investor dapat meningkatkan peluang keuntungan dan mengurangi risiko kerugian jika performa salah satu instrumen kurang baik. 

Misalnya saja untuk mencapai tabungan dana pensiun lebih cepat, Anda melakukan diversifikasi portofolio investasi pada saham Indonesia dan Amerika. Lewat strategi investasi saham Amerika potensi keuntungan lebih cepat didapatkan karena pertumbuhan nilai stabil akibat perekonomian yang kuat. Jadi, dengan investasi saham AS di Gotrade, portofolio Anda lebih bervariasi dan potensi keuntungan bisa optimal.

4. Diversifikasi Pasar

Dalam penerapan strategi ini, perusahaan bisa memperluas cakupan pasar dengan mengintroduksi produknya ke segmen pasar berbeda. Sebagai contoh, Starbucks memperluas variasi produk mereka dengan memasuki segmen pasar makanan ringan, sementara perusahaan kosmetik melibatkan diri dalam pasar kecantikan untuk laki-laki.

Macam-Macam Strategi Diversifikasi Berdasarkan Target Pasar

Secara keseluruhan, terdapat beberapa jenis strategi diversifikasi yang dapat diidentifikasi. Berikut ini adalah jenis strategi diversifikasi berdasarkan target pasarnya.

1. Diversifikasi Vertikal

Arti diversifikasi vertikal melibatkan penciptaan produk dengan tingkat kegunaan yang berbeda. Namun masih dapat saling melengkapi atau menggantikan satu sama lain. Contoh dari diversifikasi produk secara vertikal mencakup penjualan terpisah untuk kitchen set, produksi onderdil kendaraan, serta pembuatan susu sapi dan susu kedelai formula dalam satu perusahaan.

2. Diversifikasi Horizontal

Sebaliknya, diversifikasi horizontal melibatkan pembuatan berbagai produk dengan jenis yang sama. Perbedaanya melalui merk, ukuran, atau target pasar. Diversifikasi bisnis jenis ini merupakan salah satu yang paling umum di Indonesia, contohnya mencakup mie instan, obat-obatan, minuman botol, sabun mandi, shampoo, dan sebagainya.

Jenis Diversifikasi Dalam Investasi

Diversifikasi investasi adalah alokasi dana pada berbagai jenis instrumen maupun kelas aset. Berikut ini adalah beberapa jenis lengkapnya.

1. Diversifikasi Kelas Aset

Diversifikasi kelas aset dilakukan untuk menghindari risiko konsentrasi (concentration risk) dan mengurangi potensi kerugian saat kondisi pasar berubah. Secara umum, kelas aset untuk melakukan diversifikasi adalah sebagai berikut.

Uang Tunai/Cash

  • Produk dengan risiko relatif rendah dan tingkat likuiditas tinggi.

  • Termasuk uang tunai, tabungan, Reksa Dana Pasar Uang, Deposito, Obligasi kurang dari 1 tahun, dan instrumen pasar uang lainnya.

Obligasi

  • Produk dengan risiko lebih tinggi dibandingkan uang tunai, memberikan imbal hasil berupa kupon sesuai periode yang ditetapkan.

  • Termasuk Obligasi Pemerintah (SBR, ST, SR, ORI, FR, PBS, INDON & INDOIS), Obligasi korporasi dalam mata uang IDR dan USD, serta Reksa Dana Pendapatan Tetap.

Saham

  • Produk dengan risiko lebih tinggi, namun memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi (high risk high return).

  • Termasuk Saham dan Reksa Dana Saham.

Emas/Safe Haven Asset

  • Produk yang relatif aman, memberikan lindung nilai saat volatilitas pasar meningkat akibat ketidakpastian ekonomi, politik, dan geopolitik.

  • Contohnya: emas, Obligasi Pemerintah USA, US Treasury, mata uang USD, CHF (swiss franc), dan JPY (Yen).

2. Diversifikasi Mata Uang

Diversifikasi mata uang melibatkan investasi dalam produk dengan berbagai mata uang. Contohnya, saat pandemi COVID-19 muncul di Indonesia pada Maret 2020, nilai IDR turun terhadap USD. Dengan diversifikasi ke beberapa mata uang, seperti 60% IDR dan 40% USD, penurunan nilai investasi dapat diminimalisir. 

Karena itulah supaya risiko kerugian bisa diminimalisir ketika nilai rupiah tidak stabil, alokasikan dana pada saham AS. Investasi saham Amerika bisa dilakukan dengan modal ringan mulai Rp 15.000 di Gotrade. Artinya menumbuhkan kekayaan dalam jangka panjang bisa dengan membeli 0,00001 lot saham saja. Cek informasi cara beli saham luar negeri lebih lengkapnya di sini!

3. Diversifikasi Geografis

Diversifikasi geografis melibatkan investasi pada produk dari berbagai wilayah di dunia tanpa perlu tinggal di negara tersebut. Tujuannya adalah meminimalisir risiko terkait investasi pada satu negara. Diversifikasi geografis dapat dilakukan dengan membagi investasi ke wilayah dalam negeri (on shore) dan luar negeri (off shore). 

Contohnya saja Anda bisa beli saham luar negeri seperti Google, Apple, Netflix, Meta, dan sebagainya lewat Gotrade. Aplikasi beli saham Amerika ini sudah terdaftar serta diatur oleh Bappebti dan Kominfo. Sehingga menjadikannya platform terpercaya bagi lebih dari 1 juta pengguna dan 600.000 investor di Indonesia.

4. Diversifikasi Sektor

Diversifikasi sektor melibatkan investasi pada produk yang fokus pada beberapa sektor industri. Investor dapat membagi investasi ke beberapa sektor, seperti teknologi, lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), serta sektor-seluruhnya. 

Keuntungan & Risiko Melakukan Diversifikasi

Salah satu tujuan diversifikasi adalah meningkatkan perolehan laba maupun memperluas pangsa pasar. Tapi, sebelum penerapan strategi ini, simak beberapa keuntungan maupun risiko melakukan diverisifikasi selengkapnya.

Keuntungan Diversifikasi

  • Meminimalkan risiko kehilangan dana besar.

  • Meningkatkan pendapatan dari produk atau pasar baru.

  • Memperluas pangsa pasar dengan meraih segmen yang lebih luas.

Risiko Diversifikasi

  • Biaya yang signifikan untuk implementasi.

  • Potensi kurangnya fokus pada produk atau pasar utama.

  • Tetap ada risiko kegagalan dalam investasi atau produk.

Strategi Diversifikasi Untuk Potensi Return yang Tinggi

Diversifikasi portofolio adalah strategi investasi yang melibatkan penempatan dana pada berbagai aset atau jenis instrumen untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi return. Dengan melakukan diversifikasi, Anda bisa menghindari kegagalan total investasi jika satu aset atau sektor mengalami penurunan nilai. Berikut adalah beberapa strategi diversifikasi untuk potensi return yang tinggi:

1. Diversifikasi Aset

Sebarkan investasi Anda di berbagai kelas aset, seperti saham, obligasi, properti, dan logam mulia. Setiap kelas aset memiliki karakteristik risiko dan return yang berbeda.

2. Diversifikasi Sektor

Bagi investasi Anda di sektor-sektor yang berbeda. Sebagai contoh, teknologi, kesehatan, energi, konsumen, dan sektor-sektor lainnya. Tindakan ini membantu melindungi portofolio Anda dari risiko spesifik yang terkait dengan satu sektor.

3. Geografis Diversifikasi

Investasikan dana Anda di berbagai wilayah geografis atau negara. Pasar ekonomi yang berbeda dapat berkinerja berbeda dalam periode waktu tertentu.

4. Diversifikasi Valuta

Jika memungkinkan, pertimbangkan diversifikasi dalam mata uang. Hal ini bisa melibatkan investasi di berbagai mata uang atau aset yang terkait dengan mata uang asing.

5. Diversifikasi Ukuran Pasar

Pilih saham atau aset dari perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang berbeda. Termasuk saham perusahaan besar, menengah, dan kecil untuk membantu mengurangi risiko terkait ukuran pasar.

6. Diversifikasi Gaya Investasi

Pertimbangkan gaya investasi yang berbeda, seperti pertumbuhan, nilai, pendapatan dividen, atau saham dengan potensi pertumbuhan tinggi. Hal ini membantu Anda mengatasi fluktuasi pasar yang mungkin mempengaruhi gaya investasi tertentu.

7. Investasi Alternatif

Pertimbangkan investasi dalam kelas aset alternatif, seperti private equity, hedge fund, atau komoditas. Hal ini bisa menambah diversifikasi dan meningkatkan potensi return.

8. Rebalance Portfolio

Secara teratur periksa dan rebalance portfolio investasi Anda. Tujuannya untuk memastikan bahwa alokasi aset masih sesuai dengan tujuan investasi dan kondisi pasar terkini.

9. Lakukan Pemantauan Terus-Menerus

Pantau berita ekonomi, tren pasar, dan kondisi geopolitik secara terus-menerus. Informasi ini dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan portofolio investasi.

Risiko & Tantangan Diversifikasi Investasi Saham 

Diversifikasi saham adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi risiko dengan menyebar investasi ke beberapa jenis saham atau sektor industri. Meskipun diversifikasi dapat memberikan manfaat, tetapi ada beberapa risiko dan tantangan yang perlu diperhatikan seperti berikut ini.

1. Risiko Pasar Keseluruhan

  • Risiko: Diversifikasi tidak sepenuhnya menghilangkan risiko pasar keseluruhan. Saat pasar mengalami penurunan, hampir semua saham terpengaruh.

  • Tantangan: Meskipun dapat melindungi terhadap risiko spesifik, risiko pasar tetap ada dan dapat mempengaruhi performa portofolio.

2. Over-Diversifikasi

  • Risiko: Terlalu banyak diversifikasi dapat mengakibatkan over-diversifikasi, di mana portofolio menjadi terlalu mirip dengan indeks pasar secara keseluruhan. Hal ini dapat mengurangi potensi keuntungan.

  • Tantangan: Menemukan keseimbangan yang tepat antara diversifikasi. Tujuannya untuk mengurangi risiko dan tidak terlalu banyak sehingga merugikan potensi keuntungan.

3. Biaya Transaksi

  • Risiko: Setiap transaksi jual-beli saham memerlukan biaya. Karena itu terlalu banyak transaksi dapat menyebabkan biaya transaksi yang tinggi.

  • Tantangan: Biaya transaksi dapat memakan sebagian dari keuntungan yang mungkin diperoleh dari diversifikasi, terutama jika portofolio sering mengalami perubahan.

4. Risiko Industri dan Sektor

  • Risiko: Jika portofolio terlalu terkonsentrasi pada satu industri atau sektor tertentu, maka risiko terkait industri atau sektor tersebut masih ada.

  • Tantangan: Menyusun portofolio yang terdiversifikasi secara sektor. Hal ini bisa menjadi tantangan untuk memastikan penyebaran risiko yang optimal.

5. Kinerja Historis Tidak Menjamin Masa Depan

  • Risiko: Memilih saham berdasarkan kinerja historis tidak selalu mencerminkan hasil di masa depan. Diversifikasi tidak selalu melindungi terhadap perubahan kondisi pasar atau industri.

  • Tantangan: Investor harus tetap waspada terhadap perubahan kondisi pasar dan beradaptasi dengan perubahan tren investasi.

6. Ketidakpastian Global

  • Risiko: Faktor-faktor global seperti ketidakstabilan politik atau perubahan kebijakan dapat mempengaruhi pasar saham secara keseluruhan, tanpa memandang tingkat diversifikasi portofolio.

  • Tantangan: Lingkungan ekonomi global selalu dinamis. Sehingga risiko geopolitik dan makroekonomi tetap menjadi faktor yang sulit diprediksi.

Arief*, memiliki portofolio saham yang terdiri dari saham-saham dari sektor teknologi. Meskipun portofolio ini telah memberikan keuntungan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir, ia mulai merasa khawatir tentang tingkat risiko tinggi terkait dengan ketergantungannya pada satu sektor. Dia memutuskan untuk melakukan diversifikasi portofolio untuk mengelola risiko dan mencapai pertumbuhan yang lebih seimbang. Sehingga langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan melalui diversifikasi portofolio saham adalah sebagai berikut
1. Analisis Portofolio Awal: Arief memulai dengan menganalisis portofolio sahamnya saat ini. Dia mengidentifikasi saham-saham utama dan menganalisis sektor-sektor yang dominan dalam portofolio tersebut.
2. Penentuan Toleransi Risiko: Arief menentukan tingkat toleransi risiko yang dapat diterimanya. Dia mengidentifikasi seberapa besar fluktuasi nilai portofolio yang dapat diterima tanpa merasa tidak nyaman.
3. Penelitian Potensial: Arief melakukan penelitian menyeluruh tentang berbagai sektor industri yang menarik minatnya. Dia mempertimbangkan sektor keuangan, kesehatan, energi, dan konsumen sebagai opsi diversifikasi potensial.
4. Seleksi Saham: Setelah menentukan sektor-sektor yang menarik, Arief melakukan analisis mendalam untuk memilih saham-saham unggulan dalam setiap sektor tersebut. Dia mempertimbangkan kinerja historis, prospek pertumbuhan, dan faktor-faktor fundamental lainnya.
5. Diversifikasi Portofolio: Arief menyusun ulang portofolionya dengan memasukkan saham-saham dari sektor-sektor yang berbeda. Dia memastikan bahwa tidak ada korelasi yang terlalu tinggi antara saham-saham yang dipilihnya, sehingga dapat mencapai diversifikasi yang efektif.
6. Monitoring dan Penyesuaian: Arief terus memonitor kinerja portofolionya secara teratur. Jika ada perubahan dalam kondisi pasar atau fundamental perusahaan, ia siap untuk melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan.
Hasil yang Diharapkan: Arief berharap bahwa dengan melakukan diversifikasi portofolio, ia dapat mengurangi risiko keseluruhan investasinya. Selain itu penerapan strategi ini juga meningkatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai sektor industri. Ia juga ingin mencapai pertumbuhan portofolio yang lebih stabil dalam jangka panjang.

Raih Keuntungan Optimal Dengan Diversifikasi Saham Amerika

Diversifikasi dapat dilakukan dengan berinvestasi pada berbagai jenis aset, seperti saham, obligasi, dan real estate, serta berbagai industri dan wilayah geografis. Dengan melakukan diversifikasi, Anda bisa menghindari terlalu tergantung pada satu aset atau satu sektor industri tertentu. 

Jika satu instrumen mengalami penurunan nilai, investasi lain yang berbeda dapat membantu mengimbangi kerugian tersebut. Karena itulah mempertimbangkan investasi saham* luar negeri bisa juga dijadikan pilihan. Gotrade adalah salah satu aplikasi beli saham* Amerika terbaik yang bisa digunakan untuk diversifikasi portofolio.

Lewat aplikasi ini, Anda bisa melakukan Exchange-Traded Funds (ETF). ETF yaitu memberikan diversifikasi instan dengan menawarkan paparan pada berbagai aset dalam satu investasi. ETF juga sangat likuid dan dapat dibeli atau dijual di bursa saham dengan harga pasar sepanjang hari perdagangan. 

Selain itu, ETF sering memiliki rasio biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana tradisional, sehingga bisa jadi pilihan efisien secara biaya bagi para investor pemula. Modal investasi saham AS di Gotrade juga sangat terjangkau mulai Rp 15.000 saja. Anda pun tidak perlu khawatir ketika melakukan jual beli saham* atau melakukan trading di Gotrade.

Karena semua transaksi tersebut dicatat di Jakarta Futures Exchange (JFX) dan Indonesian Futures Clearing House (KBI). Hal ini menjamin transparansi dan keamanan dana investor. Gotrade juga bekerja sama dengan Valbury Asia Futures, yang telah beroperasi di Indonesia sejak 1996 dan diatur oleh BAPPEBTI. Untuk tahu informasi lengkap cara beli saham* Amerika dan mulai diversifikasi aset, cek infonya di sini!


Diversifikasi adalah strategi investasi yang penting untuk mengurangi risiko. Aplikasi Gotrade menawarkan platform yang mudah digunakan untuk mempermudah berinvestasi dalam saham* Amerika dan ETF. Sehingga memberikan diversifikasi instan dan opsi yang efisien secara biaya bagi para investor. Dengan status lisensi dan regulasi, serta kerja sama dengan Valbury Asia Futures, Gotrade menjamin keamanan dana para investor. Jadi, keuntungan optimal bisa didapatkan dan risiko kerugian diminimalisir dengan investasi saham* AS sekarang!

Disclaimer:
Gotrade Indonesia (PT Valbury Asia Futures) memungkinkan akses ke saham AS dari Indonesia melalui kontrak yang didukung penuh. 'Saham' mengacu pada Kontrak Derivatif PALN dan tidak mengacu pada "surat berharga" berdasarkan undang-undang pasar modal Indonesia dan dalam hal apa pun tidak boleh dianggap sebagai penawaran umum efek.

Previous
Previous

Apa Itu Buyback Saham, Fungsi & Alasan Buyback? 

Next
Next

Pengertian Capital Gain vs Dividen & Cara Menghitungnya