Analisis Saham - Freeport-McMoRan (FCX)

Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka

Freeport-McMoRan (FCX) adalah salah satu produsen tembaga dan emas terbesar di dunia, dengan aset utama di Indonesia (Grasberg), Amerika Selatan, dan Amerika Utara. Saham ini berada di tengah siklus superkomoditas (commodity supercycle) — khususnya untuk tembaga dan emas — yang memberikan potensi upside signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Freeport juga menunjukkan kinerja keuangan yang solid di 2024, dengan pertumbuhan pendapatan dan free cash flow (FCF) yang kuat, serta proyeksi pertumbuhan EBITDA hingga $15 miliar pada harga tembaga $5/lb.

TECHNICAL ANALYSIS

Timeframe: Weekly (1W)
Harga saat ini: $33.32

  • Harga FCX turun tajam dari level tertinggi $45–$47 dan saat ini sedang menguji area support penting di $32.

  • Struktur chart menunjukkan potensi rebound dari area ini menuju zona jual $39.47 – $44.83.

  • Jika harga menembus support dan breakdown, accumulation zone berada di area $25–$23, yang juga merupakan base historis dari awal supercycle sebelumnya (2020).

TRADE PLAN

BUY / ACCUMULATE ZONE

  • 🟢 $25.00 – $23.96 (accumulation untuk investor jangka panjang)

SELL ZONE / SHORT-TERM TARGET

  • 🔴 $39.47 – $44.83

STRATEGI

  • Swing trader dapat mengambil posisi di bawah $33 dengan target swing jangka pendek ke $39–$44.

  • Investor jangka panjang dapat mulai scaling-in bertahap di bawah $30, terutama jika terjadi retest ke zona akumulasi.

WALL STREET & QUANT SENTIMENT

Wall St. Rating: BUY (Average Rating: 3.95)
Analyst Breakdown (21 analis):

  • ✅ 8 Strong Buy

  • ✅ 5 Buy
    🟡 7 Hold

  • 🔻 1 Sell

  • ❌ 0 Strong Sell

🧮 Quant Rating: BUY

Freeport menarik perhatian institusi karena eksposurnya terhadap komoditas strategis global: tembaga & emas. Valuasi saat ini dianggap menarik mengingat potensi siklus jangka panjang yang sedang berlangsung.

FUNDAMENTAL & NARASI MAKRO

Growth Drivers

  • Supercycle Komoditas: Harga tembaga dan emas melonjak, didukung oleh tren jangka panjang seperti elektrifikasi, energi terbarukan, dan deglobalisasi rantai pasok.

  • Permintaan Tembaga Global: Tembaga menjadi komponen kunci dalam EV, 5G, dan AI. Permintaan global diproyeksikan meningkat signifikan dalam 20–30 tahun ke depan.

  • Produksi Grasberg Indonesia: Merupakan salah satu tambang tembaga terbesar di dunia. Produksi tembaga di 2024 naik dari 1.66B lbs menjadi 1.8B lbs.

  • Net Debt Rendah: Net Debt/EBITDA hanya 0.4x, menunjukkan fundamental keuangan yang sehat.

Kinerja 2024

  • Revenue: $25.5B (+11.3% YoY)

  • Operating Income: $6.9B

  • FCF: Positif dengan kas $3.9B + akses kredit $4.5B

  • Realisasi Harga:

    • Tembaga: $4.21/lb (vs $3.85 di 2023)

    • Emas: $2,418/oz (vs $1,972 di 2023)

Proyeksi 2025

  • EBITDA: $11B – $15B (dengan asumsi harga tembaga $4–$5/lb)

  • Operating Cash Flow: $4B – $8B

  • Investasi teknologi baru: autonomous trucks, leach extraction enhancement, dan efisiensi smelter Miami

RISIKO UTAMA

  • Resesi Global: Jika konflik dagang AS–China memicu perlambatan global, permintaan tembaga bisa terpengaruh.

  • Adopsi EV Lemah di AS: Jika transisi ke kendaraan listrik melambat, permintaan tembaga bisa stagnan.

Harga Komoditas Volatil: FCX sangat sensitif terhadap fluktuasi harga global, terutama tembaga & emas.



*Disclaimer:

This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.

Previous
Previous

Analisis ETF - Agnico Eagle Mines (AEM)

Next
Next

Analisis Saham - AngloGold Ashanti (AU)