Pengertian Yield Dalam Saham, Jenis, Hasil & Cara Mendapatkannya
Yield adalah pendapatan yang dihasilkan dari investasi, biasanya dinyatakan dalam persentase. Secara umum dalam konteks investasi saham, yield bukan hanya sekadar angka, tapi indikator kunci untuk potensi pendapatan pasif dari investasi. Karena itulah ketika investasi saham Amerika yield menjadi faktor kunci pengambilan keputusan para pelaku pasar.
Hal ini dikarenakan, perusahaan di Amerika menunjukan konsistensi dalam pembayaran dividen dari tahun ke tahun. Jadi, yield tidak hanya menjadi sumber pendapatan pasif, tetapi juga mencerminkan kesehatan dan potensi pertumbuhan perusahaan. Untuk mengetahui lebih jauh terkait apa itu yield dan kaitannya dengan investasi saham Amerika, simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Yield
Arti yield adalah konsep yang memiliki signifikansi penting dalam dunia keuangan dan investasi. Secara umum, yield merujuk pada rasio atau persentase yang mengukur pendapatan atau hasil investasi dibandingkan dengan nilai investasi tersebut. Terdapat beberapa jenis yield yang umumnya digunakan dalam berbagai instrumen keuangan, seperti saham dan obligasi, serta dalam konteks investasi properti dan pertanian.
Sementara itu, dalam konteks saham, dividend yield adalah salah satu bentuk pendapatan dihitung dari membagi dividen yang dibayarkan oleh suatu perusahaan dengan harga saham perusahaan tersebut. Kemudian hasil perhitungan tersebut dikalikan dengan 100 untuk mendapatkan persentase. Nilai tersebut memberikan gambaran seberapa besar pendapatan pasif yang dapat diperoleh investor dari investasi saham.
Mengapa Melakukan Perhitungan Yield Penting Bagi Investor?
Yield merupakan metrik penting bagi investor karena membantu mereka menilai potensi pengembalian investasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa yield penting:
Yield memberikan informasi tentang pendapatan yang dapat diharapkan dari investasi.
Yield memungkinkan investor membandingkan potensi pengembalian antara investasi yang berbeda.
Yield membantu investor memilih investasi yang sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan investasi mereka.
Yield dapat digunakan sebagai faktor dalam membuat keputusan investasi, seperti membeli saham yang membayar dividen atau berinvestasi dalam obligasi beryield tinggi.
Yield dapat membantu investor memantau kinerja investasi mereka dari waktu ke waktu.
Jenis Jenis Yield
Dalam dunia investasi, terdapat berbagai jenis yield yang dapat menjadi pertimbangan bagi para investor. Beberapa jenis yang sering ditemui antara lain:
1. Dividen Yield
Dividen yield adalah nilai obligasi dari suatu instrumen investasi per jumlah keuntungan per lembar sahamnya. Ini merupakan perhitungan yield paling sederhana yang dapat digunakan untuk membandingkan yield antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
2. Current Yield
Current yield adalah nilai obligasi dari suatu instrumen investasi per harga sahamnya saat ini. Anda dapat menghitung current yield untuk mengetahui valuasi saham perusahaan secara waktu nyata.
3. Yield to Maturity
Yield to maturity (YTM) adalah tingkat yield suatu saham dalam jangka waktu (tenor) tertentu. YTM mirip dengan current yield dalam perhitungan, namun dapat memprediksi tingkat yield dalam jangka waktu lebih panjang, yaitu sampai investor ingin menukarkan obligasinya.
4. Yield to Call
Yield to call (YTC) adalah tingkat yield yang muncul saat penerbit menarik kembali surat obligasi dari semua pemilik sahamnya. Kondisi yield to call hanya bisa dilakukan di perusahaan dengan saham callable (dapat ditarik lagi dari investor). Rumus YTC kurang lebih sama seperti Yield to Maturity, bedanya terletak di kesimpulan saja.
5. Yield to Worst
Yield to worst adalah tingkat yield terendah yang diambil perusahaan sebagai dasar pengembalian dana ke investor, jika sewaktu-waktu terjadi callback saham sebelum tenornya jatuh tempo. Jenis perhitungan yield ini biasanya terdapat di perusahaan penyedia saham dengan jangka waktu di atas 10 tahun. Cara menghitung yield to worst sangat mudah. Anda cukup menghitung tingkat yield to maturity (YTM) dan yield to call (YTC), lalu mengambil angka terendah dari keduanya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Yield
Yield suatu investasi, terutama dalam konteks saham atau obligasi, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yield:
1. Suku Bunga
Tingkat suku bunga secara langsung mempengaruhi yield obligasi. Saat suku bunga naik, yield obligasi cenderung meningkat dan sebaliknya. Kondisi ini membuat investor menuntut yield yang lebih tinggi untuk mengimbangi potensi kehilangan peluang investasi ketika suku bunga naik.
2. Risiko Kredit
Obligasi yang dianggap berisiko lebih tinggi oleh pasar, seperti obligasi perusahaan dengan peringkat kredit rendah, cenderung memiliki yield yang lebih tinggi. Investor menuntut kompensasi yang lebih besar untuk mengambil risiko kredit lebih tinggi.
3. Dividen pada Saham
Dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham juga mempengaruhi Dividend Yield pada saham. Saham dengan dividen tinggi cenderung memiliki Dividend Yield yang sama besarnya.
4. Jangka Waktu Investasi
Pada obligasi, jangka waktu atau tenor juga memainkan peran dalam menentukan besaran yield. Obligasi dengan jangka waktu lebih lama cenderung memiliki yield yang lebih tinggi. Salah satu alasannya untuk mengkompensasi risiko dan ketidakpastian dalam jangka waktu yang lebih panjang.
5. Risiko Pasar
Keadaan pasar secara keseluruhan dapat mempengaruhi yield. Volatilitas pasar, ketidakpastian ekonomi, dan peristiwa pasar global bisa meningkatkan atau menurunkan yield pada instrumen investasi.
6. Inflasi
Tingkat inflasi dapat mempengaruhi nilai riil dari pendapatan investasi. Jika inflasi tinggi, investor cenderung menuntut yield yang besar untuk menjaga daya beli mereka.
7. Risiko Valuta Asing (untuk Obligasi Asing)
Jika investor memegang obligasi dalam mata uang asing, risiko valuta asing dapat mempengaruhi yield. Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi hasil investasi ketika dikonversi ke mata uang lokal.
8. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi secara umum, termasuk pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, dan kesehatan sektor bisnis, bisa mempengaruhi yield. Kondisi ekonomi yang kuat cenderung menurunkan yield. Sementara kondisi yang kurang stabil atau resesi bisa meningkatkan nilainya.
9. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter yang diimplementasikan oleh bank sentral bisa mempengaruhi tingkat suku bunga. Kondisi seperti ini secara langsung memainkan peran dalam menentukan yield pada instrumen keuangan.
Perbedaan Yield dan Return dalam Saham
Yield dan return adalah dua konsep yang berbeda, meskipun berkaitan dengan hasil atau keuntungan dari investasi saham. Berikut adalah tabel perbedaan antara yield dan return dalam konteks saham
Perbedaan | Yield dalam Saham | Return dalam Saham |
---|---|---|
Definisi | Yield mengacu pada hasil atau pendapatan dari investasi. Sering diukur sebagai persentase dari nilai investasi atau harga saham saat ini. | Return mencakup semua bentuk keuntungan atau kerugian dari investasi, termasuk pendapatan periodik dan perubahan nilai kapital. |
Fokus | Lebih fokus pada pendapatan periodik, seperti dividen atau bunga pada obligasi. | Lebih menyeluruh, mencakup semua bentuk keuntungan termasuk pendapatan periodik dan perubahan nilai kapital. |
Komponen Utama | Bervariasi tergantung pada jenisnya, seperti Dividend Yield, Current Yield, Yield to Maturity, Yield to Call, dan Yield to Worst. | Terdiri dari dividen yang diterima selama kepemilikan, capital gain atau capital loss saat menjual saham, dan berbagai elemen lainnya. |
Periode Pengukuran | Biasanya diukur dalam persentase dan dapat dinyatakan secara tahunan, kuartalan, atau sesuai dengan periode pendapatan periodik. | Dapat diukur dalam berbagai periode waktu, seperti harian, bulanan, tahunan, atau sepanjang periode investasi. |
Tujuan Penggunaan | Digunakan untuk mengevaluasi seberapa menguntungkan investasi dari segi pendapatan periodik. | Digunakan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja keseluruhan investasi, mencakup semua bentuk keuntungan. |
Contoh Rumus | Dividend Yield = (Dividen per Lembar Saham / Harga Saham) x 100% - Current Yield = (Pendapatan Tahunan / Harga Saham Saat Ini) x 100%. |
Return = (Nilai Akhir Investasi - Nilai Awal Investasi + Pendapatan Periodik) / Nilai Awal Investasi x 100%. |
Perhatian Utama | Memberikan gambaran tentang seberapa besar pendapatan periodik yang dapat diharapkan dari investasi. | Menyediakan gambaran keseluruhan kinerja investasi, termasuk pertumbuhan modal dan pendapatan periodik. | Contoh Penerapan | Menilai seberapa baik suatu saham menghasilkan deviden atau bunga berdasarkan harga saat ini. | Menilai kinerja keseluruhan investasi saham sepanjang waktu, termasuk capital gain dan pendapatan periodik. |