Pengertian Joint Venture, Jenis & Manfaatnya Untuk Perusahaan
Joint Venture adalah bentuk kolaborasi strategis antara dua atau lebih perusahaan yang sepakat untuk bersatu untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu proyek atau kegiatan bisnis. Melalui joint venture, perusahaan-perusahaan tersebut berbagi risiko, sumber daya, dan tanggung jawab untuk meningkatkan peluang kesuksesan. Konsep ini memainkan peran penting dalam dinamika bisnis global, di mana perusahaan cenderung mencari cara untuk memperluas jangkauan pasar dan mendiversifikasi portofolio mereka.
Karena itulah, joint venture dan investasi saham Amerika menjadi semakin signifikan dalam konteks perekonomian global yang terintegrasi. Pasar saham Amerika yang besar dan dinamis menjadi daya tarik bagi perusahaan dalam kemitraan usaha. Untuk mengetahui lebih jauh terkait arti joint venture dan contohnya, simak penjelasan berikut ini.
Apa Itu Joint Venture (JV)?
Pengertian joint venture adalah bentuk kemitraan bisnis antara dua atau lebih pihak yang sepakat untuk bekerja sama dalam suatu proyek atau kegiatan bisnis tertentu. Dalam joint venture, setiap pihak biasanya menyumbangkan sumber daya, modal, atau keahlian mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Kemitraan ini dapat terbentuk antara perusahaan dalam negeri maupun perusahaan asing. Perjanjian kerjasama joint venture biasanya diatur secara tertulis dan mencakup hal-hal seperti tujuan kerjasama, kontribusi masing-masing pihak, pembagian keuntungan, dan mekanisme penyelesaian sengketa. Sementara ciri-ciri joint venture dalam penanaman modal asing adalah sebagai berikut.
Pembentukan entitas baru atau perusahaan hukum baru yang didirikan oleh individu atau badan hukum swasta asing bekerjasama dengan pihak modal nasional.
Modal dalam joint venture terdiri dari kombinasi "know how" dan modal saham yang disediakan oleh para pihak. Kekuasaan manajemen dan pengambilan keputusan dilakukan sesuai dengan proporsi kepemilikan saham masing-masing pihak.
Para pihak yang terlibat dalam mendirikan perusahaan tetap mempertahankan eksistensi dan kebebasan masing-masing.
Terdapat kerja sama antara modal asing dan modal nasional dalam menjalankan kegiatan bersama.
Dasar Hukum Joint Venture di Indonesia
Di Indonesia, hukum yang mengatur joint venture adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Undang-undang ini menyebutkan bahwa joint venture dapat dilakukan antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan asing atau antara perusahaan asing.
Perjanjian joint venture di Indonesia harus mematuhi ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, termasuk peraturan perpajakan dan ketentuan tentang kepemilikan saham. Selain itu, berikut adalah regulasi dan dasar hukum joint venture selengkapnya.
Berdasarkan Pasal 1 ayat 3 UU 25/2007, joint venture didefinisikan sebagai kegiatan penanaman modal untuk berbisnis di wilayah Republik Indonesia, yang dapat dilakukan oleh penanaman modal asing, baik yang bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri.
Pasal 77 UU Cipta Kerja menegaskan bahwa pemerintah memberikan fasilitas untuk mendukung penanaman modal, dengan tujuan untuk memperluas usaha.
Sesuai dengan Pasal 2 PP 20/1994, penanaman modal asing dapat dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu (1) sebagai gabungan antara modal asing dan kepemilikan warga negara atau badan hukum Indonesia; (2) sebagai investasi langsung, yang berarti seluruh dana berasal dari luar negeri.
Jenis Joint Venture & Pembagian Persentase
Ada beberapa jenis joint venture yang dapat dilakukan antara dua atau lebih perusahaan. Jenis-jenis ini memiliki perbedaan dalam pembagian kepemilikan, pembagian keuntungan, dan tanggung jawab hukum. Mari kita bahas tiga jenis joint venture yang umum dilakukan:
1. Equity Joint Venture (EJV)
Jenis joint venture ini melibatkan kepemilikan proporsional dan pembagian keuntungan antara perusahaan mitra. Masing-masing perusahaan akan berkontribusi pada modal, sumber daya, dan keahlian mereka. Pembagian persentase kepemilikan biasanya sebanding dengan kontribusi modal masing-masing pihak. Misalnya, jika satu pihak menyumbangkan 60% modal dan yang lainnya 40%, maka kepemilikan saham akan mencerminkan proporsi tersebut.
2. Contractual Joint Venture
Jenis joint venture ini melibatkan perjanjian kontraktual yang mengatur hubungan antara perusahaan mitra dan berbagai aspek kerjasama. Perjanjian ini mencakup hal-hal seperti tujuan joint venture, kontribusi masing-masing pihak, pembagian keuntungan, dan mekanisme penyelesaian sengketa. Joint venture kontraktual bisa lebih fleksibel dalam hal pembagian kepemilikan dan keuntungannya. Karena tidak harus mengikuti proporsi kontribusi modal.
3. Strategic Alliance
Lebih longgar daripada joint venture tradisional, di mana perusahaan bekerja sama dalam area tertentu tetapi tetap mempertahankan identitas dan kepemilikan mereka. Untuk pembagian persentase kepemilikan tetapi lebih terfokus pada hasil bersama dan keuntungan yang diperoleh dari kerjasama tersebut.
4. Limited Liability Joint Venture (LLJV)
Bentuk JV yang memiliki struktur hukum dengan tingkat tanggung jawab terbatas untuk setiap pihak. Kepemilikan saham dan tanggung jawab jenis joint venture ini bisa disesuaikan berdasarkan perundingan, kontribusi modal, atau perjanjian lainnya.
5. Cooperative Joint Venture
Pihak-pihak bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, sering kali terjadi di sektor pertanian atau industri lain yang melibatkan kelompok usaha bersama. Untuk pembagian keuntungan atau hasil seringkali didasarkan pada kontribusi atau kinerja masing-masing pihak.
Manfaat Joint Venture
Kerjasama usaha atau joint venture adalah sebuah bentuk kemitraan antara dua atau lebih perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. Melalui joint venture, perusahaan bisa memanfaatkan berbagai keuntungan yang tidak dapat diperoleh jika bekerja sendiri. Berikut ini adalah beberapa manfaat joint venture:
1. Kombinasi Sumber Daya
Dalam joint venture, perusahaan dapat menggabungkan sumber daya mereka, seperti modal, teknologi, dan keahlian, untuk mencapai tujuan yang sama. Dengan menggabungkan sumber daya, perusahaan joint venture bisa meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan pasar dan mencapai pertumbuhan yang lebih baik.
2. Penghematan Biaya
Dengan berbagi biaya operasional dan risiko, perusahaan bisa menghemat biaya yang akan dikeluarkan jika bekerja sendiri. Misalnya, dalam joint venture, perusahaan dapat berbagi biaya pemasaran, distribusi, dan risiko bisnis lainnya. Artinya perusahaan joint venture dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi dan mengurangi beban finansial.
3. Membantu Ekspansi Pasar
Joint venture bisa membantu perusahaan memperluas pasar dengan memanfaatkan jaringan dan pengetahuan mitra mereka. Misalnya, perusahaan dapat memanfaatkan akses mitra ke pasar lokal atau internasional untuk mengembangkan bisnis. Melalui joint venture, perusahaan juga dapat memperoleh pengetahuan baru dan pengalaman dalam menghadapi tantangan pasar yang baru.
4. Peningkatan Teknologi
Melalui joint venture, perusahaan bisa mengakses teknologi baru atau meningkatkan kemampuan teknologinya. Misalnya, perusahaan dapat melakukan transfer teknologi dengan mitra mereka atau mengembangkan teknologi baru secara bersama-sama. Dengan memanfaatkan teknologi, perusahaan bisa meningkatkan daya saing dan menghasilkan produk atau layanan yang lebih inovatif.
5. Pengurangan Risiko Bisnis
Perusahaan yang melakukan joint venture juga mendapatkan manfaat dari berkurangnya risiko bisnis. Hal ini dikarenakan risiko tersebut dibagi antara perusahaan mitra. Dengan berbagi risiko, perusahaan bisa mengurangi dampak dari risiko bisnis seperti perubahan pasar atau perubahan regulasi.
6. Peningkatan Efisiensi
Dengan berbagi sumber daya dan pengetahuan, perusahaan bisa mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi. Misalnya, perusahaan dapat berbagi infrastruktur, fasilitas produksi, atau layanan pendukung lainnya untuk mengurangi biaya maupun meningkatkan efisiensi operasional.
7. Peningkatan Keuntungan
Melakukan joint venture bisa membantu perusahaan meningkatkan keuntungan mereka melalui kolaborasi dan integrasi sumber daya. Dengan menggabungkan pengetahuan, teknologi, dan pasar dari masing-masing mitra, perusahaan dapat menciptakan nilai tambah untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Risiko Bisnis Joint Venture
Joint venture contoh bentuk bisnis yang memberikan manfaat bagi perusahaan-perusahaan untuk mencapai tujuan usaha mereka. Meskipun begitu, ada beberapa risiko yang perlu Anda pahami. Berikut ini adalah risiko dalam bisnis joint venture.
1. Memicu Konflik Antar Mitra
Kemitraan bisnis seringkali melibatkan perusahaan-perusahaan dengan budaya, visi, dan nilai-nilai yang berbeda. Perbedaan ini bisa menyebabkan konflik terkait pengambilan keputusan, tata kelola, dan strategi bisnis.
2. Kesulitan dalam Pembagian Keuntungan
Para mitra mungkin menghadapi kesulitan dalam mencapai kesepakatan yang adil terkait pembagian keuntungan maupun kontrol operasional perusahaan. Kondisi ini bisa mengakibatkan ketidakpuasan dan ketidakstabilan dalam lingkungan joint venture.
3. Ketergantungan pada Mitra
Perusahaan joint venture mengharuskan saling ketergantungan antara satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Jika satu mitra menghadapi kesulitan keuangan atau tidak dapat memenuhi kewajibannya, akan berdampak negatif pada keseluruhan keberhasilan joint venture.
4. Risiko Kegagalan
Meskipun joint venture menawarkan banyak manfaat, risiko kegagalan tetap ada. Jika tujuan bersama tidak tercapai atau terjadi ketidakcocokan antara mitra, kemungkinan kerja sama ini harus dibubarkan. Artinya kedua perusahaan bisa merugi dalam jumlah besar.
5. Kesulitan dalam Penggantian Mitra
Proses penggantian mitra dalam joint venture bisa menjadi rumit dan memakan waktu apabila salah satunya ingin keluar. Selain itu, menemukan mitra baru yang cocok juga menjadi tantangan karena perlu adanya kesesuaian dalam strategi bisnis dan budaya perusahaan.
Kelebihan dan Kekurangan Joint Venture
Joint Venture (JV) merupakan bentuk kemitraan bisnis antara dua atau lebih pihak yang sepakat melakukan kerjasama dalam suatu proyek atau kegiatan bisnis untuk memperoleh keuntungan. Sebelum Anda menerapkan strategi bisnis ini, penting memahami lebih dulu terkait kelebihan dan kekurangannya. Berikut adalah informasi lengkapnya.
Kelebihan Bisnis Joint Venture
Memungkinkan perusahaan untuk berbagi risiko dan keuntungan dengan mitra sehingga meminimalkan beban finansial maupun operasional.
Perusahaan bisa menggabungkan sumber daya, keahlian, dan teknologi dengan mitra untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Joint Venture memberikan akses ke pasar baru dan pelanggan. Apalagi ketika mitra memiliki penetrasi pasar yang baik.
Membantu memberikan kestabilan jangka panjang dan kontinuitas bisnis, terutama jika ada perjanjian jangka panjang.
Menggandeng mitra dalam negeri melalui JV bisa membantu perusahaan asing memahami pasar dan kebijakan lokal dengan lebih baik.
Kekurangan Bisnis Joint Venture
Perbedaan visi, misi, atau tujuan bisnis antara mitra bisa menyebabkan konflik yang merugikan antara kedua belah pihak.
Perusahaan mungkin harus merelakan sebagian kontrol atas operasi kepada mitra. Sehingga bisa menyulitkan pengambilan keputusan.
Adanya risiko terkait perbedaan hukum dan regulasi di negara tempat perusahaan joint venture beroperasi.
Kesulitan mengelola perbedaan budaya antara mitra yang dapat mempengaruhi kerjasama. Khususnya jika joint venture antara perusahaan asing dan dalam negeri.
Mengakhiri JV bisa rumit dan mahal, terutama jika tidak ada persyaratan
Kesulitan finansial salah satu mitra dapat mempengaruhi keseluruhan perusahaan joint venture.
Tindakan salah satu mitra dapat berdampak buruk pada reputasi perusahaan joint venture dan mitra lainnya.
Diversifikasi Aset Dengan Investasi Saham* Lewat Gotrade
Joint venture adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu proyek atau bisnis. Dalam konteks joint venture, pihak-pihak yang terlibat bisa menyumbangkan aset atau modal ke dalam entitas usaha bersama, termasuk investasi saham sebagai salah satu bentuk modal.
Entitas usaha bersama yang melibatkan investasi saham bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai diversifikasi aset. Pemegang saham juga dapat melakukan diversifikasi portofolio mereka dengan memiliki saham dari berbagai perusahaan atau sektor. Untuk mendapatkan opsi keuntungan lainnya, jangan lupa untuk melakukan diversifikasi aset melalui saham-saham luar negeri yang memiliki kekuatan intrinsik yang kuat secara produk & perusahaan.
Lewat aplikasi beli saham* Amerika Gotrade, Anda bisa berinvestasi dengan modal awal Rp15.000. Selain itu, aplikasi ini juga sudah terdaftar dan diatur oleh Bappebti maupun Kominfo. Gotrade juga memudahkan para trader maupun investor saham melakukan transaksi karena tidak perlu mencetak maupun mengirim dokumen sebelum memulai perdagangan.
Jadi, proses pendaftaran dan transaksi pertama kali membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja. Anda pun bisa berinvestasi sekaligus belajar bersama dengan komunitas Gotrade di Indonesia. Lisensi dari PT Valbury Asia Futures dan semua transaksi dicatat di Bursa Berjangka Jakarta (JFX) maupun Lembaga Kliring Indonesia (KBI) semakin membuat proses jual beli saham Amerika mudah serta aman.
Keunggulan lain dari Gotrade adalah penghapusan biaya pengelolaan dan potensi penghematan biaya saat berinvestasi di ETF. ETF menawarkan manfaat seperti diversifikasi, likuiditas, fleksibilitas, dan efisiensi biaya. Sehingga imbal hasil yang Anda dapatkan bisa lebih optimal. Itu dia ulasan seputar joint venture dan beberapa opsi diversifikasi aset yang berkualitas lainnya!
Disclaimer:
Gotrade Indonesia (PT Valbury Asia Futures) memungkinkan akses ke saham AS dari Indonesia melalui kontrak yang didukung penuh. 'Saham' mengacu pada Kontrak Derivatif PALN dan tidak mengacu pada "surat berharga" berdasarkan undang-undang pasar modal Indonesia dan dalam hal apa pun tidak boleh dianggap sebagai penawaran umum efek.