Analisis Saham - The Boeing Company (BA)

Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka

Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Boeing dan Airbus. Namun, masalah yang dihadapi Boeing jauh lebih signifikan dibandingkan Airbus. Boeing mengalami penurunan pesanan bersih sebesar 71% dan penurunan pengiriman sebesar 34%, terutama akibat masalah kualitas dan keterlambatan produksi. Sementara itu, Airbus mencatat penurunan pesanan bersih sebesar 60%, tetapi berhasil meningkatkan pengiriman sebesar 4%.

Berdasarkan grafik saham BA saat ini:

Analisis Teknikal

  • Sepanjang 2024, BA mengalami penurunan hingga lebih dari 10%, menjadikannya tampak bearish di medium timeframe.

  • Menjelang pergantian tahun, saham BA melesat hingga membentuk higher high di area $183 dan akhirnya harus retrace pada awal tahun ini.

  • Namun tampak down trendline yang menjadi resistance diagonal telah berhasil dilewati Boeing pasca membentuk support di area fibonacci 61.8%.

  • Kini BA berpotensi melanjutkan rally untuk menuju resistance selanjutnya.

  • Support selanjutnya berada pada $168 dan $165.

Setup Trading

  • Rentang Beli: area $166-$170 yang merupakan area fibonacci retracement.

  • Stop Loss (SL): Di level $163, di bawah support $165, untuk mengurangi risiko jika harga terus menurun.

  • Target Profit (TP): Ada tiga target harga yaitu $172, $178 serta $183 sebagai area resistance utama.

Potensi Keuntungan dan Kerugian

  • Potensi Kerugian: Jika membeli di median rentang beli, atau sekitar level $168 dan harga turun ke SL ($163), kerugian potensial $5 per saham, atau sekitar -2.98%.

  • Potensi Keuntungan:

    • Ke target pertama ($173): potensi keuntungan $5 per saham, sekitar 2.98%.

    • Ke target kedua ($178): potensi keuntungan $10 per saham, sekitar 5.95%

    • Ke target ketiga ($183): potensi keuntungan $15 per saham, sekitar 8.93%

Perlu diingat bahwa ini adalah analisis teknikal berdasarkan data saat ini dan dapat berubah dengan dinamika pasar. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi atau trading.

Kinerja Boeing Mengalami Tekanan

Boeing hanya berhasil mencatat 569 pesanan bruto pada 2024, turun 61% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pembatalan pesanan meningkat sebesar 50 unit. Total pesanan bersih Boeing menyusut menjadi 377 unit, dengan nilai pesanan bersih turun 71% menjadi $33 miliar. Pengiriman pesawat juga turun menjadi 348 unit, yang nilainya setara dengan $26,1 miliar, atau turun 35%. Faktor utama yang mempengaruhi performa ini adalah penangguhan produksi Boeing 737 MAX 9 dan aksi mogok pekerja pada akhir tahun.

Di sisi program, Boeing 737 MAX dan 787, yang menjadi andalan perusahaan, mencatat penurunan gabungan sebesar $81,3 miliar. Program lainnya seperti Boeing 767 dan 777 juga mengalami penurunan signifikan baik dalam hal pesanan maupun pengiriman. Sementara itu, program Boeing 747, yang telah dihentikan produksinya, memberikan dampak minimal terhadap performa keseluruhan.

Airbus Tetap Unggul Meski Hadapi Hambatan

Airbus juga menghadapi penurunan pesanan bruto sebesar 62% menjadi 878 unit. Namun, pesanan bersih yang tercatat sebanyak 826 unit tetap jauh melampaui Boeing. Nilai pesanan bersih Airbus turun menjadi $66,5 miliar, tetapi jumlah pengiriman meningkat 4% menjadi 766 pesawat dengan nilai mencapai $49 miliar, naik 2,3%.

Program Airbus A320neo mengalami penurunan besar dalam pesanan bersih, tetapi berhasil meningkatkan pengiriman sebanyak 31 unit. Di sisi lain, program A330 menjadi satu-satunya yang mencatat peningkatan nilai gabungan berkat stabilnya pengiriman dan tambahan 57 pesanan bersih. Program A350, meskipun mengalami penurunan pengiriman dan pesanan bersih, tetap menjadi salah satu andalan Airbus di segmen wide-body.

Airbus Dua Kali Lipat Lebih Baik Dibanding Boeing

Dari sisi pesanan bersih, Airbus mencatat dua kali lipat lebih banyak pesanan dibandingkan Boeing, baik untuk pesawat narrow-body maupun wide-body. Nilai pesanan narrow-body Airbus 73% lebih tinggi dari Boeing, sementara untuk pesawat wide-body, keunggulannya mencapai 56%. Dalam total nilai pesanan, Airbus berhasil mencatat $66,5 miliar, atau dua kali lipat dari pencapaian Boeing.

Dalam pengiriman, Airbus juga mengungguli Boeing dengan margin yang signifikan. Pengiriman narrow-body Airbus lebih banyak 155%, sementara untuk wide-body, selisihnya lebih kecil, yaitu 7%. Secara keseluruhan, nilai pengiriman Airbus mencapai $23 miliar lebih tinggi dari Boeing.

Harapan untuk Tahun 2025

Meskipun tahun 2024 sulit, baik Boeing maupun Airbus diprediksi akan mencatat peningkatan kinerja pada 2025. Boeing berpotensi mencatat pertumbuhan pengiriman yang lebih besar karena memulai dari basis yang lebih rendah, sementara Airbus diharapkan terus mempertahankan posisinya sebagai produsen pesawat terbesar di dunia. Dengan demikian, baik Boeing maupun Airbus tetap menjadi pilihan investasi yang menarik, meski Airbus masih di atas angin dalam persaingan ini.

Pandangan Analis

Saham The Boeing Company (BA) ditutup pada $171,09 pada 17 Januari 2025, naik 1,28% dibandingkan hari sebelumnya. Pasar pasca-jam menunjukkan sedikit penurunan ke $170,72 (-0,22%). Berdasarkan analisis Wall Street, saham ini memiliki peringkat rata-rata Buy dengan skor 3,92 dari 5. Dari 28 analis dalam 90 hari terakhir, 12 memberikan rekomendasi "Strong Buy", 4 "Buy", 11 "Hold", 0 "Sell", dan 1 "Strong Sell". Target harga rata-rata adalah $185,71, mencerminkan potensi kenaikan sebesar 8,55%. Boeing tetap menjadi pilihan menarik meskipun menghadapi tantangan operasional.

Kesimpulan

Tahun 2024 menjadi tahun sulit bagi Boeing dengan penurunan signifikan pada pesanan dan pengiriman akibat masalah produksi dan kualitas, sementara Airbus tetap unggul meskipun menghadapi hambatan rantai pasokan. Airbus mencatat pesanan bersih dua kali lebih banyak dan pengiriman lebih tinggi dibandingkan Boeing. Namun, peluang pertumbuhan untuk 2025 tetap terbuka, terutama bagi Boeing yang memulai dari basis lebih rendah. Saham Boeing menunjukkan potensi kenaikan hingga $185,71, mencerminkan daya tarik investasi meski menghadapi tekanan. Airbus diprediksi mempertahankan posisinya sebagai produsen terbesar, namun kedua perusahaan memiliki prospek cerah untuk memperbaiki kinerja tahun ini.




*Disclaimer:

This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.

Previous
Previous

Analisis Saham - General Motors Company (GM)

Next
Next

Analisis Saham - Suncor Energy (SU)