Analisis Saham - Eli Lilly & Company (LLY)

Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka

Meskipun sebelumnya saham Eli Lilly & Company (NYSE: LLY) mengalami tekanan dan memasuki pasar bearish setelah mencapai puncaknya pada Agustus, kini saham ini telah mengalami pemulihan yang signifikan. Kenaikan ini semakin menegaskan bahwa investor diam-diam telah meningkatkan kepemilikan mereka, menjadikan saham ini sebagai salah satu pilihan menarik di sektor kesehatan.

Berdasarkan grafik saham saat ini:

Analisis Teknikal

  • Sejak Desember lalu, saham Eli Lilly & Company terus menunjukkan ketangguhan dengan mengungguli indeks S&P 500.

  • Kenaikan 18% secara YoY dan kenaikan 15% sejak awal tahun menunjukkan konsistensi trend bullish LLY.

  • Dalam jangka pendek, LLY bergerak bullish dalam uptrending channel sejak dua pekan lalu, dengan kemungkinan rally pasca retrace ke area fibonacci dan juga support diagonal.

  • Support selanjutnya berada pada $890 dan $870.

Setup Trading

  • Rentang Beli: area $880-$900 yang merupakan area key level.

  • Stop Loss (SL): Di level $860, di bawah support $870, untuk mengurangi risiko jika harga terus menurun.

  • Target Profit (TP): Ada tiga target harga yaitu $920, $960 serta $1,000 sebagai area resistance utama.

Potensi Keuntungan dan Kerugian

  • Potensi Kerugian: Jika membeli di median rentang beli, atau sekitar level $890 dan harga turun ke SL ($860), kerugian potensial $30 per saham, atau sekitar -3.37%.

  • Potensi Keuntungan:

    • Ke target pertama ($920): potensi keuntungan $30 per saham, sekitar 3.37%.

    • Ke target kedua ($960): potensi keuntungan $70 per saham, sekitar 7.87%

    • Ke target ketiga ($1,000): potensi keuntungan $110 per saham, sekitar 12.36%

Perlu diingat bahwa ini adalah analisis teknikal berdasarkan data saat ini dan dapat berubah dengan dinamika pasar. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi atau trading.

Keunggulan terhadap Novo Nordisk

Eli Lilly terus memperkuat posisinya dalam persaingan dengan Novo Nordisk (NVO), khususnya di segmen obat penurun berat badan berbasis GLP-1. Produk andalan mereka, Zepbound, menunjukkan peningkatan pangsa pasar yang signifikan berkat efektivitasnya yang lebih baik serta harga yang lebih kompetitif dibandingkan produk Novo Nordisk. Selain itu, strategi diversifikasi produksi yang dilakukan Eli Lilly, terutama dengan basis produksi utama di AS, memberikan keuntungan lebih dalam menghadapi potensi kebijakan proteksionis di bawah kepemimpinan Presiden Trump.

Sentimen Pasar dan Kebijakan

Sebelumnya, pasar sempat ragu terhadap saham di sektor kesehatan karena kekhawatiran terhadap perubahan kebijakan yang berpotensi mempengaruhi harga obat-obatan. Namun, dengan dikonfirmasinya Robert F. Kennedy Jr. sebagai Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS), serta meredanya ancaman kebijakan yang dapat menghambat pertumbuhan perusahaan farmasi, investor kembali menunjukkan minat terhadap saham Eli Lilly. Selain itu, kondisi pasar yang semakin menghindari sektor siklikal juga menjadi katalis positif bagi saham sektor kesehatan sebagai opsi investasi yang lebih defensif.

Prospek Jangka Panjang

Eli Lilly tidak hanya mengandalkan pertumbuhan dari segmen GLP-1, tetapi juga memperluas portofolio produk di bidang imunologi dan onkologi. Perusahaan ini berencana untuk mengajukan persetujuan regulator bagi Orforglipron, obat penurun berat badan oral terbaru mereka, yang berpotensi mengganggu dominasi Novo Nordisk dengan produk Wegovy. Keunggulan ini semakin memperkuat argumentasi bahwa LLY dapat terus bertumbuh dan bahkan menyalip NVO sebagai pemimpin pasar.

Valuasi dan Potensi Harga Saham

Dari sisi valuasi, saham LLY saat ini diperdagangkan dengan rasio P/E ke depan sebesar 37,8x, yang memang lebih tinggi dari rata-rata industri, tetapi masih berada di bawah rata-rata lima tahunnya. Sementara itu, rasio PEG yang berada di 1,13 menunjukkan bahwa saham ini masih memiliki potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan median sektor. Dengan momentum harga yang terus menguat dan berhasil menembus level $840, ada indikasi kuat bahwa saham ini sedang menuju rekor tertinggi baru.

Pandangan Analis

Saham Eli Lilly & Company (LLY) ditutup pada $905,16 pada 27 Februari 2025, turun 1,08%. Dalam perdagangan pasca-pasar, saham turun sedikit ke $903,65. Meskipun mengalami koreksi, analis Wall Street tetap optimis dengan rata-rata rating "Buy" (4,32) dari 28 analis dalam 90 hari terakhir. 16 analis merekomendasikan "Strong Buy", sementara hanya 1 analis yang memberi rating "Sell". Target harga rata-rata saham berada di $985,66, mencerminkan potensi kenaikan 8,89% dari harga saat ini. Secara keseluruhan, saham LLY masih dianggap menarik bagi investor jangka panjang.

Kesimpulan

Eli Lilly (LLY) terus menunjukkan performa kuat dengan tren bullish yang solid, didukung oleh kenaikan pangsa pasar di segmen obat penurun berat badan GLP-1. Dengan valuasi yang masih menarik dan potensi pertumbuhan dari inovasi produk seperti Orforglipron, saham ini berpeluang mencetak rekor baru. Sentimen pasar yang membaik, kebijakan yang lebih stabil, serta strategi bisnis yang adaptif menjadikan LLY sebagai pilihan investasi menarik. Dengan target harga rata-rata $985,66, saham ini masih memiliki potensi kenaikan sekitar 8,89%, menjadikannya peluang emas sebelum reli berikutnya terjadi.





*Disclaimer:

This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.

Previous
Previous

Analisis Saham - Merck & Co. (MRK)

Next
Next

Analisis Saham - Coinbase (COIN)