Analisis Saham - AstraZeneca (AZN)
Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka
AstraZeneca terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat di sektor farmasi global. Pendapatan perusahaan pada kuartal ketiga tahun 2024 mencapai sekitar $13,57 miliar, meningkat 18,1% dibandingkan tahun sebelumnya dan 4,87% dibandingkan kuartal sebelumnya. Selain itu, perusahaan ini secara konsisten melampaui ekspektasi analis selama empat kuartal berturut-turut. Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan yang tinggi terhadap obat-obatan unggulannya, terutama di bidang onkologi, kardiovaskular, serta penyakit peradangan imun.
Berdasarkan grafik saham AZN saat ini:
Analisis Teknikal
Saham AZN sempat mengalami penurunan sejak September hingga Desember 2024 lalu hingga mencapai level terendah pada $63.
Mengawali 2025, AZN mampu membalikkan keadaan dengan breakout dari down trendline dan menciptakan higher high di atas area resistance $68.
AZN berpotensi untuk retest ke area key level dan melanjutkan rally menuju area selanjutnya.
Support selanjutnya berada pada $70 dan $68.
Setup Trading
Rentang Beli: area $69-$71 yang merupakan area fibonacci retracement.
Stop Loss (SL): Di level $66, di bawah support $68, untuk mengurangi risiko jika harga terus menurun.
Target Profit (TP): Ada tiga target harga yaitu $74, $80 serta $88 sebagai area resistance utama.
Potensi Keuntungan dan Kerugian
Potensi Kerugian: Jika membeli di median rentang beli, atau sekitar level $70 dan harga turun ke SL ($66), kerugian potensial $4 per saham, atau sekitar -5.71%.
Potensi Keuntungan:
Ke target pertama ($74): potensi keuntungan $6 per saham, sekitar 5.71%.
Ke target kedua ($80): potensi keuntungan $10 per saham, sekitar 14.29%
Ke target ketiga ($88): potensi keuntungan $18 per saham, sekitar 25.71%
Perlu diingat bahwa ini adalah analisis teknikal berdasarkan data saat ini dan dapat berubah dengan dinamika pasar. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi atau trading.
Profitabilitas yang Terus Membaik
Perusahaan ini telah berhasil meningkatkan profitabilitasnya secara signifikan. Pendapatan kotor AstraZeneca mencapai $11,1 miliar pada kuartal ketiga 2024, naik sekitar $1,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Margin EBIT (Earnings Before Interest and Taxes) juga mengalami kenaikan menjadi 24,4%, berkat harga jual obat yang lebih tinggi, peningkatan penjualan produk utama, serta efisiensi dalam pengeluaran operasional. Dengan strategi ini, AstraZeneca dapat lebih fokus pada pengembangan terapi untuk kebutuhan medis yang belum terpenuhi.
Dominasi di Sektor Onkologi
Divisi onkologi AstraZeneca terus mengalami pertumbuhan pesat, dengan total penjualan mencapai $5,2 miliar pada kuartal ketiga 2024, meningkat 18,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Produk-produk unggulan seperti Lynparza, Calquence, dan Enhertu menjadi pendorong utama, sementara ekspansi indikasi pada Tagrisso dan Imfinzi turut berkontribusi pada peningkatan penjualan.
Sebagai contoh, penjualan Tagrisso—obat inhibitor tirosin kinase EGFR untuk kanker paru non-sel kecil (NSCLC)—mencapai $1,67 miliar pada kuartal ketiga 2024, naik 14,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Di akhir tahun, European Medicines Agency (EMA) menyetujui penggunaan Tagrisso untuk NSCLC yang tidak dapat dioperasi, berdasarkan hasil uji klinis fase III yang menunjukkan pengurangan risiko kematian atau perkembangan penyakit hingga 84%.
Selain itu, Calquence, inhibitor tirosin kinase Bruton's generasi kedua, mencatat penjualan sebesar $813 juta pada kuartal ketiga 2024, naik 24,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perkembangan positif lainnya adalah persetujuan FDA pada Januari 2025 untuk penggunaan Calquence sebagai terapi lini pertama bagi limfoma sel mantel, yang memperkuat prospek pertumbuhan produk ini.
Pemimpin di Pasar Obat Kardiovaskular
AstraZeneca semakin mendekati posisi sebagai pemimpin dalam industri obat kardiovaskular global. Pasar ini diperkirakan akan tumbuh dari $144 miliar pada 2023 menjadi lebih dari $200 miliar pada 2032. Memahami potensi besar tersebut, AstraZeneca terus mengembangkan portofolio obat kardiovaskularnya.
Pada kuartal ketiga 2024, divisi kardiovaskular, ginjal, dan metabolisme (CVRM) mencatat penjualan sebesar $3,15 miliar, meningkat 17,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Farxiga, inhibitor sodium-glucose cotransporter 2 (SGLT2) yang digunakan untuk berbagai kondisi kesehatan, menjadi produk utama yang mendorong pertumbuhan ini. Penjualannya mencapai $1,94 miliar pada kuartal ketiga 2024, naik 24,7% dari tahun sebelumnya. Dengan ekspansi indikasi pada pertengahan tahun, penjualan Farxiga diperkirakan akan menembus angka $2 miliar pada kuartal keempat.
Selain itu, AstraZeneca juga sedang mengembangkan baxdrostat, inhibitor aldosterone synthase untuk hipertensi dan penyakit ginjal kronis. Pada uji klinis fase 2b, baxdrostat terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah secara signifikan. Dengan potensi penjualan puncak melebihi $5 miliar, obat ini dapat menjadi motor pertumbuhan baru bagi perusahaan.
Valuasi Saham yang Menarik
Saham AstraZeneca saat ini diperdagangkan dengan valuasi yang lebih rendah dibandingkan para pesaingnya, meskipun memiliki pertumbuhan pendapatan dan laba yang lebih tinggi. Rasio harga terhadap laba (P/E) AstraZeneca berada di angka 16,41x, lebih rendah dibandingkan Gilead Sciences (21,09x), Eli Lilly (57,17x), dan Takeda Pharmaceuticals (37,75x). Hal ini menunjukkan bahwa saham AstraZeneca masih undervalued dan berpotensi mengalami apresiasi yang signifikan.
Ke depan, AstraZeneca diperkirakan akan terus meningkatkan pendapatannya dengan permintaan yang kuat terhadap produk-produk unggulannya, seperti Ultomiris, Strensiq, Farxiga, Imfinzi, Lokelma, dan Breztri. Selain itu, persetujuan regulator terhadap kandidat obat baru seperti camizestrant, baxdrostat, tozorakimab, dan eneboparatide juga akan menjadi katalis pertumbuhan hingga tahun 2028. Dengan demikian, perusahaan diprediksi akan mencapai total pendapatan $69,2 miliar pada 2028, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata antara 5,48% hingga 8,19%.
Portofolio Riset yang Kuat
AstraZeneca memiliki pipeline pengembangan obat yang luas, dengan banyak kandidat dalam tahap uji klinis lanjutan. Tahun 2025 akan menjadi tahun penting bagi perusahaan, dengan berbagai keputusan regulator yang dijadwalkan serta hasil uji klinis fase 2 dan 3 yang akan dipublikasikan.
Pandangan Analis
Para analis Wall Street memberikan rating "Beli" untuk saham AstraZeneca dengan rata-rata rating 4,45, yang menunjukkan sentimen positif terhadap prospek perusahaan. Dalam 90 hari terakhir, 11 analis memberikan penilaian dengan rincian: 6 memberikan "Strong Buy" (Beli Kuat), 4 memberikan "Buy" (Beli), dan 1 memberikan "Hold" (Tahan), sementara tidak ada yang memberikan rating "Sell" atau "Strong Sell". Target harga rata-rata untuk saham AstraZeneca adalah $86,12, yang menunjukkan potensi kenaikan sekitar 20,89% dari harga saat ini.
Kesimpulan
AstraZeneca menunjukkan prospek pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan dan profitabilitas di sektor farmasi global. Keunggulannya didorong oleh dominasi di bidang onkologi dan kardiovaskular, dengan produk unggulan seperti Tagrisso, Calquence, dan Farxiga. Analisis teknikal menunjukkan tren positif dengan potensi kenaikan hingga $88 per saham. Selain itu, pipeline riset yang luas dan valuasi saham yang masih undervalued membuatnya menarik bagi investor. Para analis Wall Street memberikan rating “Beli” dengan target harga rata-rata $86,12, mencerminkan potensi apresiasi 20,89%. AstraZeneca tetap menjadi pilihan investasi menarik dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inovasi medis yang menjanjikan.
*Disclaimer:
This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.