Analisis Saham - Baidu (BIDU)

Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka 

Selama dua tahun terakhir, Baidu fokus pada aksesibilitas AI, tetapi tahun 2025 menandai pergeseran ke strategi monetisasi. Perkembangan AI terbaru, seperti terobosan DeepSeek, mempercepat tren ini. Memo internal manajemen Baidu menegaskan bahwa investasi AI mereka mulai diarahkan untuk menghasilkan keuntungan tahun ini. Sebelumnya, Baidu mengandalkan segmen pemasaran daring dan iQIYI, yang mengalami tantangan besar. Selain itu, Baidu kehilangan pangsa pasar dalam pencarian daring dari Bing. Namun, bisnis AI Cloud dan teknologi mengemudi cerdas kini berpotensi menjadi sumber pendapatan baru. Ernie Bot, chatbot AI Baidu, telah mencapai 300 juta pengguna dengan lonjakan besar dalam penggunaan API, menjadikannya model bahasa besar (LLM) paling dominan di China dengan pangsa 11,5%.

Berdasarkan grafik saham BIDU saat ini:

Analisis Teknikal

  • Selama setahun terakhir, saham BIDU mengalami depresiasi hingga 14%, namun kemunduran ini tampaknya telah berakhir pada pertengahan Januari 2025.

  • Saham telah breakout downtrend line pasca membentuk support kuat di area $78 hingga akhirnya terus melaju membentuk bullish trend.

  • Terbaru, saham yang telah rally mengalami retracement yang kemungkinan pada key level terdekat sebelum melanjutkan kenaikan lagi.

  • Support selanjutnya berada pada $90 dan $87.

Setup Trading

  • Rentang Beli: area $89-$91 yang merupakan area demand.

  • Stop Loss (SL): Di level $86, di bawah support $87, untuk mengurangi risiko jika harga terus menurun.

  • Target Profit (TP): Ada tiga target harga yaitu $94, $100 serta $105 sebagai area resistance utama.

Potensi Keuntungan dan Kerugian

  • Potensi Kerugian: Jika membeli di median rentang beli, atau sekitar level $90 dan harga turun ke SL ($86), kerugian potensial $4 per saham, atau sekitar -4.44%.

  • Potensi Keuntungan:

    • Ke target pertama ($94): potensi keuntungan $4 per saham, sekitar 4.44%.

    • Ke target kedua ($100): potensi keuntungan $10 per saham, sekitar 11.11%

    • Ke target ketiga ($105): potensi keuntungan $15 per saham, sekitar 16.67%

Perlu diingat bahwa ini adalah analisis teknikal berdasarkan data saat ini dan dapat berubah dengan dinamika pasar. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi atau trading.

Dampak AI Cloud dan Teknologi Mengemudi Cerdas

Sampai saat ini, bisnis AI Cloud dan layanan mengemudi cerdas Baidu belum berdampak besar terhadap pertumbuhan pendapatan. Salah satu alasannya adalah strategi Baidu yang selama ini lebih menekankan pada adopsi teknologi AI daripada monetisasi langsung.

Namun, strategi ini mulai menunjukkan hasil. Misalnya, Baidu mengumumkan bahwa chatbot AI mereka, Ernie Bot, telah memiliki 300 juta pengguna pada pertengahan 2024. Pada panggilan hasil kuartal III 2024, manajemen juga menyebutkan bahwa penggunaan API Ernie Bot melonjak dari 600 juta panggilan per hari pada Agustus menjadi 1,5 miliar panggilan per hari pada November. Ini menunjukkan bahwa penggunaan layanan AI Baidu meningkat pesat hanya dalam waktu beberapa bulan.

Selain itu, laporan terbaru dari China Internet Network Information Centre (CNNIC) menunjukkan bahwa Baidu memiliki pangsa pasar terbesar untuk model bahasa besar (LLM) di China, dengan dominasi sebesar 11,5%. Ini menunjukkan bahwa strategi Baidu dalam memperluas basis pengguna telah berhasil, dan kini perusahaan berada di titik ideal untuk mulai memonetisasi layanan AI-nya.

Risiko Pasar

Salah satu tantangan terbesar bagi Baidu adalah kondisi ekonomi China yang masih lesu. Pada 2024, ekonomi China tumbuh 5%, dan pada 2025 diperkirakan hanya tumbuh sekitar 4,5%. Angka ini lebih rendah dari target pemerintah yang ingin mencapai pertumbuhan 5%. Namun, pemerintah China telah menerapkan kebijakan moneter yang lebih longgar tahun lalu, yang membantu menstabilkan pasar. Ke depannya, langkah-langkah stimulus fiskal bisa diterapkan untuk mendorong belanja konsumen, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prospek pertumbuhan bagi perusahaan teknologi seperti Baidu. Selain itu, perayaan Tahun Baru Imlek yang berlangsung akhir pekan ini merupakan salah satu momen penting dalam belanja konsumen. Data belanja selama periode ini akan menjadi indikator awal apakah konsumsi masyarakat mulai pulih atau justru melemah, yang bisa memberikan tekanan jangka pendek pada harga saham Baidu.

Pandangan Analis

Saham Baidu (BIDU) ditutup pada $90,60, turun 4,40% pada 31 Januari 2025, dengan perdagangan pasca-pasar turun ke $90,24. Berdasarkan analisis 34 analis dalam 90 hari terakhir, Baidu memiliki peringkat rata-rata "Buy" (4,08), dengan 18 analis merekomendasikan "Strong Buy", 3 "Buy", 12 "Hold", dan 1 "Strong Sell". Target harga rata-rata saham Baidu diperkirakan $108,93, memberikan potensi kenaikan 20,23%. Meskipun mengalami penurunan, prospek jangka panjang masih positif seiring strategi monetisasi AI yang diterapkan perusahaan pada 2025.

Kesimpulan

Baidu memasuki fase monetisasi AI pada 2025, dengan bisnis AI Cloud dan teknologi mengemudi cerdas berpotensi menjadi sumber pendapatan baru. Ernie Bot telah mencapai 300 juta pengguna, memperkuat dominasi Baidu dalam model bahasa besar (LLM) di China. Secara teknikal, saham BIDU menunjukkan tren bullish setelah breakout dari downtrend line, dengan target harga $94, $100, dan $105. Namun, risiko tetap ada, terutama dari perlambatan ekonomi China. Meskipun saham turun 4,40% ke $90,60, analis masih optimis dengan target harga rata-rata $108,93, mencerminkan potensi kenaikan 20,23% dalam jangka panjang.




*Disclaimer:

This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.

Previous
Previous

Analisis Saham - Google (GOOG)

Next
Next

Analisis Saham - AstraZeneca (AZN)