Analisis Saham - Google (GOOG)

Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka

Alphabet Inc., perusahaan induk Google, terus memperkuat posisinya dalam industri periklanan digital, kecerdasan buatan (AI), dan layanan cloud. Dengan pertumbuhan laba dua digit yang diproyeksikan akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan, perusahaan ini berada dalam jalur yang menjanjikan. Laporan keuangan kuartal ketiga menunjukkan performa luar biasa dengan pendapatan dan profitabilitas mencapai rekor tertinggi, didorong oleh pertumbuhan signifikan di Google Cloud, Other Bets, serta langganan dan perangkat. Menghadapi laporan keuangan yang akan dirilis pada 4 Februari mendatang, ekspektasi terhadap Alphabet tetap tinggi, terutama setelah laporan keuangan campuran dari Meta, Apple, dan Microsoft. Dengan valuasi yang masih tergolong menarik dan estimasi yang relatif rendah, Alphabet berpotensi mengalami kenaikan yang signifikan.

Berdasarkan grafik saham GOOG saat ini:

Analisis Teknikal

  • Peningkatan hingga 43% telah dinikmati GOOG selama setahun terakhir, sekaligus menegaskan bullish trend dari saham search engine terbesar di bumi.

  • GOOG juga telah breakout dari level resistance $202 dan membentuk higher high baru.

  • Hingga penutupan Jumat pekan lalu, saham GOOG tampak retrace ke area key level yang terletak pada inverse quasimodo area dan area psikologis $200.

  • Support selanjutnya berada pada $200 dan $196.

Setup Trading

  • Rentang Beli: area $198-$202 yang merupakan area demand.

  • Stop Loss (SL): Di level $194, di bawah support $196, untuk mengurangi risiko jika harga terus menurun.

  • Target Profit (TP): Ada tiga target harga yaitu $206, $210 serta $220 sebagai area resistance utama.

Potensi Keuntungan dan Kerugian

  • Potensi Kerugian: Jika membeli di median rentang beli, atau sekitar level $200 dan harga turun ke SL ($194), kerugian potensial $6 per saham, atau sekitar -3%.

  • Potensi Keuntungan:

    • Ke target pertama ($206): potensi keuntungan $6 per saham, sekitar 3%.

    • Ke target kedua ($210): potensi keuntungan $10 per saham, sekitar 5%

    • Ke target ketiga ($220): potensi keuntungan $20 per saham, sekitar 10%

Perlu diingat bahwa ini adalah analisis teknikal berdasarkan data saat ini dan dapat berubah dengan dinamika pasar. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi atau trading.

Kinerja Alphabet yang Kembali Menguat

Sebagai pemilik berbagai layanan dengan lebih dari satu miliar pengguna, seperti YouTube, Google Search, Gmail, Android, dan Google Cloud, Alphabet memiliki portofolio bisnis yang sulit disaingi. Namun, perusahaan ini sempat menghadapi tantangan besar pada periode 2022-2023, di mana pertumbuhan pendapatan turun drastis dan margin operasional melemah. Hal ini menimbulkan keraguan investor terhadap kepemimpinan Google di era AI. Namun, sejak pertengahan 2023, Alphabet kembali menemukan momentumnya. Di bawah kepemimpinan CEO Sundar Pichai, perusahaan ini mencatat pertumbuhan kembali ke level belasan persen dan berhasil memecahkan rekor margin laba. Kinerja ini mengembalikan Alphabet ke dalam daftar saham teknologi terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Dengan posisi dominan di pasar periklanan digital dan layanan cloud—dua sektor dengan pertumbuhan tinggi dan profitabilitas besar—ditambah strategi agresif CFO baru serta kepemimpinan Pichai yang ingin membuktikan kapabilitasnya, Alphabet diperkirakan akan terus mencatat pertumbuhan laba dua digit dalam beberapa tahun ke depan.

Laporan Kuartal Ketiga: Pendapatan dan Profitabilitas Tinggi

Pada kuartal ketiga 2024, Alphabet mencetak pendapatan tertinggi sepanjang sejarah sebesar $88,3 miliar, tumbuh 15,1% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan pesat Google Cloud (35%), Other Bets (31%), serta Langganan, Platform, dan Perangkat (28%). Sementara itu, pendapatan dari iklan YouTube dan pencarian Google tetap tumbuh dua digit, masing-masing sekitar 12%. Dari sisi profitabilitas, Alphabet juga mencatat kinerja cemerlang. Laba operasional mencapai $28,5 miliar dengan margin 32,3%. Segmen layanan Google mempertahankan margin 40,3%, menghasilkan laba operasional $30,9 miliar, sementara Google Cloud mencetak margin 17,2% dan laba operasional hampir $2 miliar. Dengan berbagai segmen bisnis yang mengalami akselerasi pertumbuhan, Alphabet menunjukkan bahwa mereka berada dalam kondisi yang sangat kuat saat ini.

Proyeksi Kuartal Berikutnya: Potensi Kinerja Lebih Baik dari Ekspektasi

Meskipun beberapa pesaing melaporkan hasil yang bervariasi, ekspektasi terhadap Alphabet tetap tinggi. Konsensus memperkirakan pertumbuhan pendapatan sekitar 12% dengan sedikit peningkatan margin. Namun, ada peluang besar bahwa Alphabet akan melampaui ekspektasi ini. Beberapa faktor yang mendukung proyeksi positif ini termasuk pengeluaran iklan politik yang meningkat, performa YouTube yang kuat sepanjang kuartal, serta tingginya permintaan terhadap AI dan layanan cloud.

Layanan Cloud: Keunggulan Google Dibanding Microsoft

Di industri cloud computing, Google Cloud bersaing dengan Microsoft Azure dan Amazon AWS. Saat ini, pangsa pasar Google Cloud sekitar 14%, lebih kecil dibanding Azure (32%) dan AWS (54%). Namun, Google Cloud menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibanding Azure dalam beberapa kuartal terakhir. Pada kuartal ketiga, Google Cloud mencatat pertumbuhan 35%, melampaui pertumbuhan Azure sebesar 33%. Sementara itu, laporan terbaru Microsoft menunjukkan bahwa pertumbuhan Azure melambat menjadi 31%, di bawah ekspektasi pasar. Kondisi ini mengindikasikan bahwa Google Cloud berpotensi mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi lagi, terutama karena perusahaan memiliki infrastruktur yang kuat dan teknologi canggih seperti TPU (Tensor Processing Unit) untuk mendukung ekspansi layanan cloud-nya.

Periklanan Digital: Google Tetap Dominan Meski Persaingan Meningkat

Alphabet tetap menjadi pemimpin pasar dalam periklanan digital, menguasai sekitar 52% pangsa pasar melalui YouTube, Google Search, dan Google Network. Namun, dominasi ini sedikit tergerus sejak Amazon mulai agresif mengembangkan bisnis iklannya. Meskipun demikian, pasar periklanan digital terus berkembang pesat, sehingga meskipun pangsa pasar Google sedikit berkurang, pendapatan iklan mereka tetap bertumbuh signifikan. Laporan keuangan terbaru Meta menunjukkan bahwa pendapatan iklan mereka meningkat 21%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, yang bisa menjadi indikator positif bagi bisnis iklan Google. Jika pertumbuhan pendapatan iklan Google tetap stabil—didukung oleh peningkatan penggunaan YouTube, pengembangan AI, serta pengeluaran iklan yang tinggi selama musim liburan dan kampanye politik—Alphabet bisa kembali mengalahkan ekspektasi pasar.

Langganan, Platform, dan Perangkat: Indikasi Positif dari Apple

Meskipun Google tidak sebesar Apple dalam bisnis perangkat keras dan layanan terkait, keduanya memiliki beberapa persaingan langsung, seperti YouTube vs Apple Podcasts & Music, Google Cloud vs iCloud, serta Google Play vs Apple App Store. Apple baru saja mengumumkan bahwa pendapatan dari layanan mereka tumbuh hampir 14%, meningkat dari kuartal sebelumnya. Hal ini memberikan sinyal positif bagi segmen Langganan, Platform, dan Perangkat Google, yang juga berpotensi mencatat pertumbuhan kuat.

Valuasi Saham: Potensi Kenaikan Masih Terbuka Lebar

Dalam jangka panjang, harga saham biasanya dipengaruhi oleh dua faktor utama: ekspansi valuasi dan revisi proyeksi laba. Saham dengan valuasi rendah tetapi potensi laba tinggi biasanya memiliki peluang kenaikan terbesar. Saham Alphabet saat ini diperdagangkan pada rasio harga terhadap laba (P/E) sekitar 22,5x proyeksi laba tahun 2025, masih lebih rendah dibanding rata-rata pasar dan valuasi historisnya yang sekitar 25x. Beberapa bulan lalu, valuasi Google bahkan lebih rendah karena kekhawatiran regulasi. Jika Alphabet dapat mempertahankan momentum positifnya, ada kemungkinan harga sahamnya mencapai rasio 24x laba 2026, yang akan membawa harga sahamnya ke level $245, atau sekitar 21% lebih tinggi dari harga saat ini. Selain itu, estimasi pertumbuhan pendapatan untuk 2025 dan 2026 masing-masing sebesar 11,6% dan 10,9% tampaknya masih konservatif. Proyeksi pertumbuhan laba per saham (EPS) juga tergolong rendah, hanya 12,7% dan 14%, yang belum sepenuhnya mencerminkan potensi buyback dan peningkatan profitabilitas.

Pandangan Analis

Saham Alphabet Inc. (GOOG) ditutup pada $205,60 pada 31 Januari 2025, naik 1,47%. Namun, perdagangan pasca pasar turun ke $204,28 (-0,64%). Dari 61 analis dalam 90 hari terakhir, 35 merekomendasikan "Strong Buy," 14 "Buy," dan 12 "Hold," tanpa rekomendasi "Sell" atau "Strong Sell." Rata-rata target harga saham mencapai $216,56, mencerminkan potensi kenaikan 5,33%. Dengan tren positif dan dukungan analis yang kuat, saham GOOG tetap menarik bagi investor. Namun, pergerakan pasar tetap perlu dipantau untuk keputusan investasi yang lebih akurat.

Kesimpulan

Alphabet Inc. menunjukkan prospek cerah di 2025 dengan pertumbuhan laba dua digit, didorong oleh Google Cloud, periklanan digital, dan langganan. Laporan keuangan kuartal ketiga mencatat pendapatan tertinggi sepanjang sejarah sebesar $88,3 miliar, dengan laba operasional mencapai $28,5 miliar. Saham GOOG telah naik 43% dalam setahun terakhir dan diperdagangkan dengan valuasi menarik. Dukungan analis tetap kuat, dengan target harga rata-rata $216,56. Potensi kenaikan saham masih terbuka lebar seiring meningkatnya permintaan AI, cloud computing, dan periklanan. Namun, investor tetap perlu mencermati dinamika pasar dan faktor eksternal yang dapat memengaruhi pergerakan saham.




*Disclaimer:

This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.

Previous
Previous

Analisis Saham - Zoom Communications Inc. (ZM)

Next
Next

Analisis Saham - Baidu (BIDU)