Analisis Saham - Baidu (BIDU)

Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka

Meskipun mengalami penurunan nilai saham dalam beberapa waktu terakhir, Baidu tetap memiliki prospek pertumbuhan yang kuat di masa depan, terutama di sektor kecerdasan buatan (AI), komputasi awan, dan kendaraan otonom. Meskipun pendapatan perusahaan menurun, laba per saham (EPS) justru mengalami peningkatan yang signifikan, didorong oleh kenaikan pendapatan dari kategori lain di luar bisnis inti.

Berdasarkan grafik saham saat ini:

Analisis Teknikal

  • BIDU mengalami tekanan hingga -17% secara YoY, namun tampak mulai pulih di 2025 dengan kenaikan hingga hampir 6% dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan.

  • Secara teknikal BIDU mengalami peningkatan pesat sejak awal Januari lalu dari level support terendah tahun ini pada area $78.

  • Hingga pada pekan lalu saham sempat menyentuh level psikologis pada $100 dan akhirnya harus mengalami retracement ke area key level utama pada $88.

  • Support selanjutnya pada $88 dan $82.

Setup Trading

  • Rentang Beli: area $86-$90 yang merupakan area demand.

  • Stop Loss (SL): Di level $81, di bawah support $82, untuk mengurangi risiko jika harga terus menurun.

  • Target Profit (TP): Ada tiga target harga yaitu $94, $100 serta $110 sebagai area resistance utama.

Potensi Keuntungan dan Kerugian

  • Potensi Kerugian: Jika membeli di median rentang beli, atau sekitar level $88 dan harga turun ke SL ($81), kerugian potensial $7 per saham, atau sekitar -7.95%.

  • Potensi Keuntungan:

    • Ke target pertama ($94): potensi keuntungan $6 per saham, sekitar 6.82%.

    • Ke target kedua ($100): potensi keuntungan $12 per saham, sekitar 13.64%

    • Ke target ketiga ($110): potensi keuntungan $22 per saham, sekitar 25%

Perlu diingat bahwa ini adalah analisis teknikal berdasarkan data saat ini dan dapat berubah dengan dinamika pasar. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi atau trading.

Kinerja yang Masih Berfluktuasi

Dalam laporan keuangan kuartal keempat dan tahun penuh 2024 yang dirilis pada 18 Februari 2025, Baidu mencatat pendapatan tahunan yang sedikit turun dari RMB 134,6 miliar pada 2023 menjadi RMB 133,1 miliar pada 2024, atau mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,1%. Pendapatan operasional juga turun sebesar 2,7% dari RMB 21,86 miliar menjadi RMB 21,27 miliar. Namun, laba per saham naik dari RMB 6,89 menjadi RMB 8,24 atau meningkat sebesar 19,6% secara tahunan. Peningkatan laba ini didorong oleh kenaikan pendapatan lain, termasuk sekitar RMB 8 miliar dari pendapatan bunga dan perbaikan dalam investasi ekuitas. Namun, arus kas bebas (free cash flow) mengalami penurunan tajam sebesar 48,5%, dari RMB 25,4 miliar menjadi RMB 13,1 miliar.

Tekanan di Bisnis Inti Pencarian

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Baidu adalah penurunan pangsa pasar dalam bisnis mesin pencari di Tiongkok. Meskipun masih menjadi pemimpin pasar, Baidu terus kehilangan pangsa terhadap Bing dari Microsoft. Dalam beberapa tahun terakhir, pangsa pasar Baidu telah merosot signifikan, dan pada Januari 2025, hanya tersisa 47,3%, turun jauh dari 87% pada November tahun sebelumnya. Sebaliknya, Bing terus meningkatkan posisinya dengan pangsa pasar yang kini mencapai 35,8%.

Penurunan ini menjadi tantangan besar bagi Baidu, mengingat bisnis pencarian merupakan salah satu sumber pendapatan utama perusahaan. Jika tren ini terus berlanjut, Baidu harus segera menemukan strategi baru untuk mempertahankan daya saingnya.

Inovasi di AI, Cloud, dan Ernie Bot

Di tengah tantangan di bisnis pencarian, Baidu tetap berusaha memperkuat posisinya dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Perusahaan mengumumkan bahwa chatbot AI mereka, Ernie Bot, akan tersedia secara gratis bagi semua pengguna mulai 1 April 2025. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan popularitas Ernie yang saat ini hanya memiliki sekitar 13 juta pengguna aktif bulanan, jauh di bawah pesaing seperti DeepSeek (33,7 juta pengguna) dan Doubao milik ByteDance (78,6 juta pengguna).

Selain itu, Baidu juga berencana merilis generasi terbaru dari model AI mereka, Ernie 5, pada paruh kedua tahun 2025. Sementara itu, bisnis cloud AI menunjukkan pertumbuhan pesat dengan pendapatan meningkat 26% secara tahunan pada kuartal terakhir. Jumlah panggilan API Ernie meningkat hingga 1,65 miliar per hari pada Desember 2024, mencerminkan pertumbuhan yang kuat sebesar 178% dari kuartal sebelumnya.

Pendiri dan CEO Baidu, Robin Li, juga optimis terhadap masa depan AI. Dalam suratnya kepada karyawan pada awal 2025, ia menekankan bahwa tahun ini akan menjadi tahun pertumbuhan pesat bagi aplikasi berbasis AI.

Apollo Go: Masa Depan Mobil Otonom

Salah satu unit bisnis yang berpotensi menjadi sumber pertumbuhan besar bagi Baidu adalah layanan kendaraan otonom Apollo Go. Pada November 2024, Baidu mendapatkan izin untuk menguji kendaraan otonom di Hong Kong selama lima tahun ke depan. Perusahaan juga berencana memperluas operasinya ke Dubai dan Singapura.

Dalam kuartal keempat 2024, Apollo Go mencatatkan lebih dari 1,1 juta perjalanan, meningkat 36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pasar kendaraan otonom diperkirakan akan tumbuh dengan cepat dalam beberapa dekade ke depan. Menurut Grand View Research, industri ini berpotensi mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 25% hingga 2030, dengan nilai pasar yang dapat mencapai $130 miliar. Bahkan, pada 2040, pasar ini diperkirakan dapat mendekati $1 triliun.

Meskipun Baidu bukan produsen kendaraan, ekspansinya dalam layanan transportasi otonom dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan di masa depan.

Saham yang Masih Undervalued

Salah satu alasan utama optimisme terhadap Baidu adalah valuasi sahamnya yang masih tergolong murah. Saat ini, saham Baidu diperdagangkan dengan rasio harga terhadap laba (P/E) sebesar 12, jauh di bawah rata-rata lima tahun terakhir yang mencapai 34,21. Jika dilihat dari rasio harga terhadap arus kas bebas (P/FCF), saham ini hanya dihargai 8,1 kali lipat arus kas bebasnya, juga lebih rendah dari rata-rata lima tahun sebesar 14,87.

Berdasarkan analisis diskon arus kas (DCF), dengan asumsi pertumbuhan arus kas bebas sebesar 4-5% per tahun, nilai intrinsik Baidu diperkirakan sekitar $141,90 per saham. Jika kita lebih optimis dengan asumsi pertumbuhan 10% selama 10 tahun ke depan sebelum kembali ke tingkat pertumbuhan stabil sebesar 4%, nilai intrinsik bisa mencapai $176,30 per saham. Angka ini menunjukkan bahwa Baidu masih berada di bawah nilai wajarnya.

Pandangan Analis

Baidu, Inc. (BIDU) saat ini diperdagangkan di $88,03, turun 2,36% pada penutupan pasar 19 Februari 2025. Namun, dalam perdagangan pasca-pasar, harga sedikit naik menjadi $88,04. Berdasarkan analisis dari 34 analis dalam 90 hari terakhir, BIDU mendapatkan peringkat rata-rata "Buy" (4.05) dengan 17 analis memberikan rekomendasi "Strong Buy" dan 12 lainnya memilih "Hold". Target harga rata-rata yang diproyeksikan adalah $109,74, mencerminkan potensi kenaikan sebesar 24,66%. Meskipun menghadapi tantangan di bisnis inti, Baidu tetap menarik bagi investor jangka panjang karena potensi pertumbuhan AI, cloud, dan kendaraan otonom.

Kesimpulan

Baidu menghadapi tantangan di bisnis inti pencarian dengan penurunan pangsa pasar, namun tetap memiliki prospek pertumbuhan yang kuat di AI, cloud, dan kendaraan otonom. Laporan keuangan menunjukkan peningkatan laba per saham meskipun pendapatan menurun. Saham BIDU masih undervalued dengan potensi kenaikan hingga 24,66% berdasarkan target harga rata-rata analis. Inovasi seperti Ernie Bot dan Apollo Go menjadi katalis pertumbuhan jangka panjang. Dengan valuasi yang menarik dan ekspansi di sektor AI serta mobil otonom, Baidu tetap menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari pertumbuhan di tengah fluktuasi pasar.


*Disclaimer:

This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.

Previous
Previous

Analisis Saham - Alphabet Inc. (GOOG)

Next
Next

Analisis Saham - Alibaba (BABA)