Analisis Saham - Duke Energy (NYSE: DUK)

Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka

Duke Energy (NYSE: DUK) baru saja menaikkan dividen tahunan sebesar 1,9% dibandingkan tahun lalu, memberikan hasil dividen sebesar 3,9% meskipun suku bunga melonjak. Dengan peringkat investasi "Baa2" dari Moody's, perusahaan utilitas ini memproyeksikan pertumbuhan laba per saham (EPS) jangka panjang sebesar 5% hingga 7% hingga tahun 2028. DUK mempertahankan rasio pembayaran dividen yang konservatif di kisaran 60%-70% dari EPS, memastikan dividen tetap tumbuh.

Berdasarkan grafik saham DUK saat ini:

Analisis Teknikal

  • Saham DUK mengalami pengingkatan 12% sejak tahun lalu dan 8% dalan 6 bulan terakhir, menunjukkan peningkatan walau agak lambat.

  • Kondisi teknikal DUK tampak bearish pasca membentuk head & shoulder pattern dalam timeframe H4, dikonfirmasi dari breakout support $110.

  • DUK yang kini berada di area key level berpotensi untuk retrace naik hingga fibonacci 50% dan kembali melanjutkan penurunan hingga ke level $100 sebagai support utama.

  • Akan lebih bijaksana untuk menunggu konfirmasi bullish bagi saham DUK sebelum memutuskan untuk membeli.

  • Support berikutnya pada $105 dan $100.

Setup Trading

  • Rentang Beli: area $99-$101 yang merupakan area retest key level.

  • Stop Loss (SL): Di level $98, di bawah support $100, untuk mengurangi risiko jika harga terus menurun.

  • Target Profit (TP): Ada tiga target harga yaitu $105, $110 serta $114 sebagai area resistance utama.

Potensi Keuntungan dan Kerugian

  • Potensi Kerugian: Jika membeli di median rentang beli, atau sekitar level $100 dan harga turun ke SL ($98), kerugian potensial $2 per saham, atau sekitar -2%.

  • Potensi Keuntungan:

    • Ke target pertama ($105): potensi keuntungan $5 per saham, sekitar 5%.

    • Ke target kedua ($110): potensi keuntungan $10 per saham, sekitar 10%

    • Ke target ketiga ($114): potensi keuntungan $14 per saham, sekitar 14%

Perlu diingat bahwa ini adalah analisis teknikal berdasarkan data saat ini dan dapat berubah dengan dinamika pasar. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi atau trading.

Fokus Bisnis dan Rencana Investasi Jangka Panjang

Duke Energy beroperasi terutama di Florida dan Carolina, kawasan yang mengalami pertumbuhan populasi pesat. Pada tahun 2022, populasi Florida meningkat 1,9% menjadi lebih dari 22 juta orang dan mencapai 23,37 juta pada pertengahan 2024. Perusahaan ini telah merancang rencana investasi senilai $73 miliar hingga 2028, termasuk pembangunan 300.000 mil jaringan listrik dan pengembangan pembangkit listrik berbahan bakar gas alam. Langkah ini juga mendukung pengurangan emisi karbon yang signifikan dengan mengurangi ketergantungan pada batu bara.

Kinerja Keuangan dan Stabilitas Dividen

Pada kuartal ketiga tahun fiskal 2024, EPS Duke Energy mencapai $1,62 per saham, turun dari $1,94 di periode yang sama tahun sebelumnya akibat dampak Badai Debby dan Helene. Meskipun demikian, pendapatan kuartalannya meningkat 2% menjadi $8,15 miliar, melampaui estimasi konsensus sebesar $50 juta. DUK juga memproyeksikan EPS untuk tahun 2024 dalam rentang $5,85 hingga $6,10. Dengan rasio harga terhadap EPS di kisaran 18,12x, perusahaan ini menawarkan stabilitas dan potensi pertumbuhan jangka panjang.

Likuiditas dan Instrumen Investasi

DUK mencatat arus kas operasional sebesar $3,52 miliar pada kuartal ketiga 2024, mencerminkan tren pertumbuhan jangka panjang yang stabil. Likuiditas perusahaan mencapai $5,65 miliar, termasuk $278 juta dalam bentuk kas dan investasi jangka pendek. Selain saham biasa, DUK memiliki dua sekuritas publik lain, yakni Junior Subordinated Debentures 5,625% (NYSE: DUKB) dan Preferred Stock Seri A 5,75% (NYSE: DUK.PR.A). Kedua sekuritas ini saat ini diperdagangkan di bawah nilai likuidasinya, memberikan hasil yang lebih tinggi tetapi dengan ruang pertumbuhan modal yang terbatas dibandingkan saham biasa.

Tantangan dan Risiko

Paparan terhadap wilayah rawan badai, seperti Florida, menjadi salah satu risiko utama bagi Duke Energy. Perusahaan memperkirakan biaya pemulihan badai mencapai $2,9 miliar. Meskipun demikian, proyeksi pertumbuhan beban listrik sebesar 10.000 hingga 18.000 GWh hingga 2028 tetap menjadi pendorong positif. Rencana energi bersih di Carolina, termasuk penambahan 6.700 MW energi surya baru hingga 2031, juga menunjukkan prospek menarik.

Pandangan Analis

Data terbaru dari analis Wall Street menunjukkan peringkat analis untuk Duke Energy (DUK) dengan harga saham saat ini $108,56 dan target rata-rata $123,89, memberikan potensi kenaikan 14,12%. Dari 20 analis dalam 90 hari terakhir, 7 memberikan rekomendasi beli kuat, 3 beli, dan 10 tahan, tanpa rekomendasi jual. Rata-rata peringkat analis Wall Street adalah 3,85 (BUY). Grafik menunjukkan tren positif sejak awal tahun, meskipun ada fluktuasi pada kuartal akhir 2024. Rekomendasi ini menekankan stabilitas saham DUK sebagai peluang investasi jangka panjang, dengan potensi keuntungan signifikan sesuai target harga.

Kesimpulan

Duke Energy (DUK) menawarkan stabilitas dan prospek pertumbuhan jangka panjang dengan hasil dividen 3,9% dan proyeksi EPS tumbuh 5%-7% hingga 2028. Perusahaan ini mendukung pengurangan karbon melalui investasi besar-besaran senilai $73 miliar untuk infrastruktur listrik baru, terutama di wilayah Florida dan Carolina. Meskipun menghadapi tantangan seperti badai besar dan biaya pemulihan tinggi, DUK menunjukkan fundamental kuat dengan arus kas operasional yang stabil dan likuiditas memadai. Analis merekomendasikan saham ini sebagai peluang investasi jangka panjang, dengan target harga rata-rata $123,89, mencerminkan potensi kenaikan 14%. Kombinasi dividen stabil dan pertumbuhan modal menjadikan DUK pilihan menarik bagi investor.




*Disclaimer:

This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.

Previous
Previous

Analisis Saham - Merck (MRK)

Next
Next

Analisis Saham - Barclays (NYSE: BCS)