Analisis Saham* - Ford (F)
Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka
Ford Menanggapi Ancaman dari China dengan Serius
Ford Motor Company telah kehilangan 11% dari nilai pasarnya pada tahun 2024. Investor jangka panjang, termasuk saya sendiri, terus bertaruh pada pemulihan di tengah kondisi pasar yang menantang. Produsen EV asal China, yang dipimpin oleh BYD Company, dengan agresif memperluas jangkauan global mereka dengan kendaraan berteknologi tinggi dan hemat biaya, yang mengancam keunggulan kompetitif Ford. Rencana strategis Ford untuk mengurangi ancaman ini mencakup pemanfaatan dukungan pemerintah, pembentukan kemitraan rantai pasokan, dan peluncuran model EV yang terjangkau. Ford memperhatikan ancaman dari China dengan serius, yang merupakan langkah awal yang baik. Namun, sekarang bukan saat yang tepat untuk menggandakan investasi di saham Ford.
Analisis Teknikal
Berdasarkan grafik yang disediakan, saham Ford (F) telah berada dalam tren menurun dalam jangka panjang. Saat ini, harga berada di sekitar $10.48 dan tampaknya sedang menuju koreksi lebih lanjut, kemungkinan menuju area support kuat di $7.73 sebelum memulai pemulihan. Support tersebut adalah level kunci yang telah diuji berkali-kali di masa lalu. Setelah koreksi, Ford memiliki potensi untuk bangkit kembali menuju target pertama di $12.15 dan selanjutnya menuju $15.12, yang merupakan area resistance utama.
Selama harga tetap berada di atas garis tren naik jangka panjang, peluang untuk pergerakan bullish masih terbuka. Namun, perhatian perlu diberikan pada risiko terkait penetrasi lebih lanjut dari produsen mobil China yang dapat mengancam dominasi Ford di pasar global.
Setup Trading
Rentang Beli (Buy Area): Area $7.50 - $8.00 sebagai area support kuat yang dapat diuji selama koreksi.
Stop Loss (SL): Di level $6.00, di bawah support kritis untuk mengurangi risiko jika harga terus turun.
Target Profit (TP): Ada dua target profit utama yaitu $12.15 sebagai target pertama, dan $15.12 sebagai target kedua jika momentum bullish terjaga.
Potensi Keuntungan dan Kerugian
Potensi Kerugian: Jika membeli di area $7.80 (median dari rentang beli) dan harga turun ke SL di $6.00, potensi kerugian adalah $1.80 per saham, atau sekitar -23.08%.
Potensi Keuntungan:
Ke target pertama ($12.15): Keuntungan potensial adalah $4.35 per saham, atau sekitar +55.77%.
Ke target kedua ($15.12): Keuntungan potensial adalah $7.32 per saham, atau sekitar +93.85%.
Perlu diingat bahwa ini adalah analisis teknikal berdasarkan data saat ini dan dapat berubah dengan dinamika pasar. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi atau trading.
Ulasan Lengkap
Ford Motor Company (NYSE: F), salah satu saham otomotif yang saya miliki, sekali lagi mengecewakan para investor tahun ini dengan kehilangan 11% dari nilai pasarnya hingga saat ini. Pada bulan Juli lalu, ketika saham Ford anjlok setelah laporan pendapatan Q2, para investor menghukum perusahaan ini karena peningkatan biaya garansi. Meski begitu, saya tetap optimis dengan pandangan jangka panjang. Saya percaya Ford berada dalam posisi yang baik untuk mengurangi klaim garansi secara signifikan mulai tahun depan. Sayangnya, sejak saat itu, tidak ada kekurangan perkembangan negatif.
Salah satu ancaman terbesar yang dihadapi Ford adalah kebangkitan produsen mobil China. Di banyak bagian dunia, termasuk Dubai tempat saya tinggal, produsen mobil China dengan agresif mengambil pangsa pasar dari produsen mobil tradisional. Hal ini tidak mengejutkan, mengingat fitur teknologi tinggi yang ditawarkan oleh produsen mobil China dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan raksasa otomotif yang sudah mapan. Meskipun menjadi nama besar di dunia otomotif, Ford tidak lagi kebal dari ancaman produsen mobil China.
Pandangan Realitas dari China
Produsen mobil China yang dipimpin oleh BYD Company Limited (OTCPK: BYDDF) mendominasi pasar global EV, terutama di wilayah berkembang seperti Brasil, Meksiko, dan Asia Tenggara. Data yang dikumpulkan oleh ABI Research untuk Business Insider menunjukkan bahwa pada Q1, produsen mobil China menguasai 88% pangsa pasar EV di Brasil dan 70% di Thailand. Ini menyoroti kehadiran kuat mereka di pasar utama yang diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dari rata-rata dalam beberapa tahun mendatang.
China, sebagai konsumen, juga telah membuat kemajuan luar biasa dalam menerima kendaraan listrik (EV). Menurut data terbaru dari International Energy Agency, hampir 40% dari semua kendaraan yang terjual di China sekarang adalah kendaraan listrik atau plug-in hybrid. Ini jauh di atas rata-rata global.
Baik Amerika Serikat maupun Uni Eropa memberlakukan tarif besar pada produsen mobil China pada pertengahan 2024 untuk melindungi produsen mobil domestik mereka dari meningkatnya persaingan dari China. CEO Tesla, Elon Musk, juga mengakui bahwa produsen mobil China adalah yang paling kompetitif di dunia dan dapat menghancurkan banyak merek Barat jika tidak ada hambatan perdagangan untuk melindungi mereka. Meskipun ada kebijakan proteksionis, produsen EV China tetap tidak tertandingi di semua pasar kecuali Amerika Utara dan Eropa, memaksa perusahaan otomotif Amerika termasuk Ford untuk mempertimbangkan kembali strategi bisnis mereka.
Jim Farley, CEO Ford, baru-baru ini mencatat bahwa produsen mobil perlu memenuhi standar China untuk tetap kompetitif di pasar global. Ada rasa urgensi yang nyata, terutama dari Ford, untuk mengejar ketertinggalan dengan produsen mobil China.
China Menguasai Permainan EV
Sektor manufaktur otomotif China telah melihat pertumbuhan yang signifikan dan ekspor negara tersebut melampaui impor tahun lalu. Sejumlah perusahaan EV lokal baru yang gesit kini memperluas pasar mereka ke Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Wall Street Journal melaporkan bahwa 20% dari penjualan mobil di Meksiko tahun ini berasal dari produsen mobil China, yang menunjukkan kemajuan yang telah dibuat oleh negara tersebut. Dengan tidak adanya batasan yang jelas pada ekspansi ini, masuk akal untuk percaya bahwa kekuatan otomotif China hanya akan tumbuh lebih lanjut dari sini.
Pengalaman Langsung Ford yang Mengkhawatirkan
Ketika CEO Ford Jim Farley dan CFO John Lawler berkunjung ke China pada awal 2023, mereka menguji sebuah SUV listrik buatan China, dan mereka terkejut dengan kinerja kendaraan tersebut. SUV, yang diproduksi oleh Changan Automobile, sebuah perusahaan milik negara dan mitra bisnis jangka panjang Ford, memiliki kualitas penyelesaian yang jauh di atas ekspektasi mereka.
Setelah kunjungan keduanya pada bulan Mei, kekhawatiran mengenai China sebagai ancaman kompetitif hanya meningkat bagi Farley. Menurut Wall Street Journal, CEO tersebut mengatakan kepada anggota dewan Ford, John Thornton, bahwa EV China dapat menjadi ancaman eksistensial bagi Ford dan merek-merek lama lainnya. Ia mencatat bahwa kelancaran, peredaman kebisingan, dan kualitas mobil listrik China jauh lebih unggul dibandingkan yang ada di pasar saat ini.
Rencana Aksi Ford
Segera setelah salah satu kunjungannya ke China, CEO Farley memutuskan untuk membawa EV China, termasuk Xiaomi SU7 EV dan Li Auto L6, sebuah minivan mewah, ke Michigan untuk diuji, yang menunjukkan tekad Ford untuk menyesuaikan diri dengan standar China. Farley menarik paralel antara kebangkitan produsen mobil China dengan kebangkitan merek Jepang seperti Toyota pada tahun 1980-an dan 1990-an serta Hyundai dan Kia dari Korea Selatan dalam beberapa dekade terakhir. Ia melihat situasi saat ini sebagai tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan visi strategis Ford.
Rencana strategis Ford untuk mengurangi ancaman dari produsen EV China berpusat pada beberapa pilar utama. Pertama, perusahaan berusaha memanfaatkan dukungan pemerintah untuk bersaing dengan EV China yang berbiaya rendah. Kredit pajak hingga $7.500 untuk pembelian EV dan insentif yang direncanakan untuk produksi domestik EV dan baterai EV berada di pusat strategi kompetitif Ford. Dukungan kebijakan yang berkelanjutan dari pemerintah federal akan menjadi kunci bagi perusahaan untuk tetap kompetitif di pasar EV global.
Kedua, Ford membentuk kemitraan strategis untuk memastikan stabilitas rantai pasokan. Misalnya, perusahaan bermitra dengan CATL, produsen baterai terbesar di dunia, untuk membangun pabrik baterai baru di Michigan. Pada saat pengumuman ini awal tahun lalu, Ford berjanji untuk menginvestasikan $3,5 miliar untuk membangun pabrik baterai tersebut. Memproduksi baterai EV khusus secara lokal dengan keahlian CATL adalah strategi jangka panjang yang tepat untuk menghindari penundaan produksi di masa depan.
Ketiga, untuk bersaing langsung dengan produsen EV China, Ford berencana meluncurkan model EV yang lebih terjangkau untuk pasar penumpang dan komersial. Bulan lalu, Ford mengonfirmasi arahan strategis ini dalam siaran pers dan menulis bahwa perusahaan akan memprioritaskan pengenalan van komersial canggih yang sepenuhnya listrik pada 2026, diikuti oleh dua truk pickup baru yang canggih pada 2027 dan kendaraan terjangkau lainnya di masa mendatang.
Kesimpulan
Ford menghadapi ancaman besar dari produsen EV China yang secara agresif memperluas jangkauan mereka ke Eropa, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Strategi EV global perusahaan sangat bergantung pada kemampuannya untuk tetap kompetitif di panggung besar, dan kebijakan proteksionisme kemungkinan tidak akan cukup untuk mendominasi sektor EV global. Dengan strategi yang berpusat pada inovasi, produksi EV berbiaya rendah, dan memanfaatkan dukungan pemerintah, Ford mencoba mengatasi ancaman dari produsen otomotif China.
*Disclaimer:
This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.