Analisis Saham - Fox Corporation (FOX)

Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka

Fox Corporation (NASDAQ: FOX) adalah salah satu perusahaan media terbesar di Amerika Serikat dengan portofolio bisnis yang mencakup jaringan siaran FOX, FOX News, FOX Sports, dan layanan streaming Tubi. Setelah dipisahkan dari 21st Century Fox pada 2019, perusahaan ini semakin fokus pada konten berita dan olahraga langsung. Di tengah tantangan industri media tradisional, Fox tetap menunjukkan ketahanan berkat konsolidasi program berita dan olahraga serta investasi digital yang terus berkembang. Sepanjang 12 bulan terakhir, harga saham FOX melonjak 75%, mencerminkan keberhasilan eksekusi strateginya. Namun, pertumbuhan di tahun 2025 diperkirakan lebih terbatas karena kurangnya faktor pendorong utama seperti pemilu, Olimpiade, dan Super Bowl.

Berdasarkan grafik saham saat ini:

Analisis Teknikal

  • Setahun terakhir, saham FOX mengalami peningkatan signifikan hingga 75% dan sejak awal tahun 2025 ini, saham telah meningkat hingga 11%, menunjukkan konsistensi bullish trend.

  • Secara teknikal, tampak FOX bergerak di atas up trendline sejak menyentuh support level pada $45 di pertengahan Januari lalu.

  • Pasca membentuk all time high pada $52.50, saham mengalami retracement yang kemungkinan pada fibonacci 50% sekaligus area gap dari FOX.

  • Support selanjutnya pada $50 dan $49.

Setup Trading

  • Rentang Beli: area $49-$51 yang merupakan area demand.

  • Stop Loss (SL): Di level $48, di bawah support $49, untuk mengurangi risiko jika harga terus menurun.

  • Target Profit (TP): Ada tiga target harga yaitu $52, $54 serta $58 sebagai area resistance utama.

Potensi Keuntungan dan Kerugian

  • Potensi Kerugian: Jika membeli di median rentang beli, atau sekitar level $50 dan harga turun ke SL ($48), kerugian potensial $2 per saham, atau sekitar -4%.

  • Potensi Keuntungan:

    • Ke target pertama ($52): potensi keuntungan $2 per saham, sekitar 4%.

    • Ke target kedua ($54): potensi keuntungan $4 per saham, sekitar 8%

    • Ke target ketiga ($58): potensi keuntungan $8 per saham, sekitar 16%

Perlu diingat bahwa ini adalah analisis teknikal berdasarkan data saat ini dan dapat berubah dengan dinamika pasar. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi atau trading.

Hasil Kuartal 2 Tahun Fiskal 2025

Pada 4 Februari 2025, Fox merilis laporan keuangan kuartal kedua yang menunjukkan peningkatan signifikan di berbagai indikator utama. Pendapatan tumbuh 20% menjadi $5,08 miliar, melampaui ekspektasi analis sebesar $4,83 miliar. Laba bersih melonjak hampir tiga kali lipat dari $115 juta menjadi $388 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. EBITDA yang disesuaikan juga naik 123% menjadi $781 juta, mendorong kenaikan harga saham sebesar 4% ke $51 pada siang hari perdagangan. Peningkatan ini ditopang oleh berbagai segmen utama, terutama periklanan dan olahraga. Pendapatan dari iklan tumbuh 21%, didorong oleh tingginya belanja iklan politik, rating yang kuat dari MLB dan NFL postseason, serta lonjakan jumlah penonton berita saat pemilu. Pendapatan dari biaya afiliasi naik 6%, dengan segmen televisi meningkat 9% dan program jaringan kabel naik 4%. Pendapatan lain-lain naik 70%, terutama berkat peningkatan dari lisensi ulang hak siar olahraga. Secara keseluruhan, Fox berhasil melampaui ekspektasi dan membuktikan dominasinya di industri media, terutama dalam kategori berita politik dan olahraga. Tantangan utama ke depan adalah bagaimana mempertahankan momentum ini tanpa adanya faktor pendorong makro seperti yang terjadi di tahun 2024.

Industri & Persaingan

Industri media di Amerika Serikat bernilai lebih dari $649 miliar dan semakin bergerak menuju digital. Fox telah meluncurkan Tubi sebagai platform streaming gratis dengan dukungan iklan, yang mulai menunjukkan pertumbuhan signifikan. Salah satu pendorong utama bagi Tubi adalah hak siar streaming Super Bowl tahun ini, yang dianggap sebagai langkah strategis untuk menarik lebih banyak pengguna. Lachlan Murdoch, Ketua Fox Corporation, menyatakan bahwa Super Bowl akan menjadi momen penting bagi akuisisi pelanggan Tubi, dengan target profitabilitas dalam dua tahun ke depan. Namun, Fox tetap menghadapi tantangan besar dalam mengatasi peralihan penonton dari televisi kabel ke layanan streaming. Di industri media, Fox bersaing dengan raksasa lain seperti Comcast (CMCSA) yang memiliki NBCUniversal, Warner Bros. Discovery (WBD) yang mengelola CNN, HBO, dan Warner Bros. Pictures, serta Paramount Global (PARA) yang mengalami kesulitan finansial akibat beban utang tinggi. Meski kompetisi ketat, Fox berhasil mempertahankan posisinya berkat fokusnya pada berita dan olahraga langsung, yang membuat sahamnya tetap dihargai lebih tinggi dibandingkan pesaing.

Risiko yang Dihadapi

Meskipun kinerja keuangan yang kuat, Fox tetap menghadapi beberapa risiko yang bisa mempengaruhi pertumbuhan jangka panjangnya:

  1. Penurunan Penonton Televisi Tradisional
    Perpindahan penonton dari televisi kabel ke layanan streaming terus berlangsung, yang berpotensi mengurangi pendapatan iklan dan biaya berlangganan yang menjadi sumber utama pemasukan Fox.

  2. Profitabilitas Tubi yang Belum Terbukti
    Meskipun Tubi berkembang pesat dalam jumlah pengguna, masih ada tantangan dalam memonetisasi layanan ini secara optimal. Pasar periklanan yang melemah dan ketidakpastian ekonomi dapat mempersulit upaya Fox untuk mengimbangi penurunan pendapatan dari televisi tradisional.

  3. Risiko Makroekonomi dan Kurangnya Faktor Pendorong Besar
    Tahun 2025 tidak akan memiliki katalis besar seperti pemilu, Olimpiade, atau Super Bowl, yang sebelumnya meningkatkan rating dan pendapatan Fox di 2024. Selain itu, potensi resesi ekonomi dan kenaikan biaya hak siar olahraga bisa berdampak negatif terhadap profitabilitas perusahaan.

Valuasi dan Proyeksi Saham

Meskipun saham FOX mengalami kenaikan tajam di 2024, prospek untuk 2025 lebih moderat. Valuasi saat ini sudah cukup tinggi dibandingkan pesaing, mencerminkan keberhasilan eksekusi perusahaan. Namun, sulit mengharapkan pertumbuhan dua digit lagi dalam pendapatan dan laba di tahun ini. Perhitungan valuasi menunjukkan bahwa dengan tingkat biaya modal (WACC) sebesar 7,1%, struktur modal yang stabil, dan estimasi pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 2,4% selama lima tahun ke depan, target harga saham $57 masih masuk akal. Rentang harga saham yang diprediksi berdasarkan berbagai skenario adalah $39 hingga $69, dengan asumsi perubahan dalam pendapatan, margin, dan struktur modal.

Kesimpulan

Fox Corporation mencatat kinerja kuat di Q2 FY2025 dengan pendapatan tumbuh 20% dan laba bersih hampir tiga kali lipat. Kenaikan ini didorong oleh periklanan dan hak siar olahraga, memperkuat dominasi Fox di industri media. Namun, tantangan tetap ada, termasuk tren pemutusan kabel (cord-cutting), profitabilitas Tubi yang belum pasti, dan kurangnya katalis besar di 2025. Meskipun valuasi saham sudah tinggi, eksekusi strategis yang solid membuat FOXA tetap menarik untuk dibeli pada harga yang lebih rendah. Dengan target harga $57, saham ini masih layak dipantau meskipun pertumbuhan kemungkinan melambat tahun ini.


*Disclaimer:

This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.

Previous
Previous

Analisis Saham - Comcast Corporation (CMCSA)

Next
Next

Analisis Saham - The Coca-Cola Company (KO)