Analisis Saham - The Coca-Cola Company (KO)
Aries Yuangga, Wakil Penasihat Berjangka
Raksasa minuman, Coca-Cola (KO), akan segera merilis laporan keuangannya dalam beberapa hari ke depan. Dengan meningkatnya ketidakpastian di pasar saham AS—terutama dengan adanya perang dagang—saham di sektor consumer staples seperti Coca-Cola bisa menjadi pilihan yang lebih stabil. Mari kita telaah lebih dalam mengenai prospek saham ini menjelang laporan kuartal keempatnya.
Berdasarkan grafik saham saat ini:
Analisis Teknikal
Saham Coca Cola telah melonjak hampir 4% sejak setahun terakhir, dengan peningkatan 0.5% mengawali tahun 2025 ini.
Walau pada Desember lalu KO mengalami kemunduran hingga membentuk down trendline, akhirnya setelah membentuk support di area $60.60, saham mampu bangkit dan membalikkan keadaan ke bullish trend melewati resistance diagonal.
Kemudian, Coca Cola yang menyentuh resistance tertinggi tahun ini pada $64.30, terpaksa harus retrace hingga ke area fibonacci 61.8%.
Ada kemungkinan KO akan melonjak kembali jika hasil pendapatan yang akan dirilis pada 11 Februari mendatang menunjukkan hasil yang memuaskan.
Setup Trading
Rentang Beli: area $62.40-$62.80 yang merupakan area demand.
Stop Loss (SL): Di level $61, di bawah support $61.40, untuk mengurangi risiko jika harga terus menurun.
Target Profit (TP): Ada tiga target harga yaitu $64.20, $65.40 serta $67 sebagai area resistance utama.
Potensi Keuntungan dan Kerugian
Potensi Kerugian: Jika membeli di median rentang beli, atau sekitar level $62.60 dan harga turun ke SL ($61), kerugian potensial $1.60 per saham, atau sekitar -2.56%.
Potensi Keuntungan:
Ke target pertama ($64.20): potensi keuntungan $1.60 per saham, sekitar 2.56%.
Ke target kedua ($65.40): potensi keuntungan $2.80 per saham, sekitar 4.47%
Ke target ketiga ($67): potensi keuntungan $4.40 per saham, sekitar 7.03%
Perlu diingat bahwa ini adalah analisis teknikal berdasarkan data saat ini dan dapat berubah dengan dinamika pasar. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi atau trading.
Revisi Prediksi Pendapatan Bisa Jadi Peluang
Dari sisi fundamental, analis memperkirakan Coca-Cola akan membukukan pertumbuhan EPS sekitar 6% pada 2024, meskipun pertumbuhan pendapatannya diperkirakan hanya meningkat tipis. Dalam beberapa bulan terakhir, mayoritas revisi estimasi pendapatan bersifat negatif, yang mungkin terlihat kurang menguntungkan. Namun, fakta bahwa harga saham tetap menguat meski ada revisi negatif menunjukkan bahwa pelaku pasar meyakini bahwa periode terburuk bagi Coca-Cola telah berlalu. Ketika laporan keuangan dirilis, dua faktor utama yang harus diperhatikan adalah pertumbuhan volume penjualan dan margin keuntungan. Coca-Cola sebelumnya telah meningkatkan harga produknya dengan strategi seperti mengurangi ukuran kemasan. Namun, strategi ini memiliki batas efektivitas, sehingga kenaikan volume penjualan akan menjadi indikator yang lebih sehat untuk pertumbuhan ke depan. Selain itu, margin keuntungan juga menjadi faktor kunci. Data historis menunjukkan adanya peningkatan marjin kotor dan sedikit perbaikan pada margin operasional. Jika perusahaan berhasil menunjukkan peningkatan efisiensi biaya dan leverage operasional yang lebih baik, maka prospek saham ini akan semakin menarik.
Dampak Penguatan Dolar AS
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Coca-Cola adalah fluktuasi nilai tukar mata uang. Dolar AS yang menguat secara signifikan sejak kepastian politik di AS berdampak langsung pada perusahaan multinasional seperti Coca-Cola, yang memperoleh sebagian besar pendapatannya dari luar negeri. Penguatan dolar berarti pendapatan yang dihasilkan dalam mata uang asing akan memiliki nilai lebih rendah ketika dikonversi ke dolar. Data menunjukkan bahwa Coca-Cola kehilangan sekitar $300 juta per tahun hanya akibat dampak translasi mata uang. Dengan dolar AS yang masih relatif kuat, risiko ini bisa semakin memburuk pada 2025. Meskipun faktor ini tidak cukup untuk mengubah prospek bullish secara keseluruhan, ini tetap menjadi hambatan yang patut diperhitungkan oleh investor.
Keunggulan Coca-Cola Sebagai Investasi Defensif
Di tengah ketidakpastian pasar yang disebabkan oleh insiden DeepSeek serta eskalasi perang dagang, saham-saham defensif seperti Coca-Cola bisa menjadi pilihan yang lebih aman dibandingkan sektor yang lebih volatile seperti teknologi. Investor yang mencari stabilitas mungkin akan lebih condong ke saham consumer staples sebagai bentuk perlindungan terhadap gejolak pasar. Selain itu, valuasi saham Coca-Cola saat ini masih berada dalam kisaran yang menarik. Dengan rasio harga terhadap laba (P/E) sebesar 22 kali estimasi laba ke depan, valuasinya berada di bagian bawah kisaran rata-rata tiga tahun terakhir. Ini mengindikasikan bahwa ekspektasi pasar terhadap kinerja Coca-Cola masih cukup konservatif, yang dapat mengurangi risiko penurunan harga saham jika laporan keuangan tidak sesuai harapan.
Dividen Stabil Menjadi Daya Tarik Tambahan
Salah satu daya tarik utama saham Coca-Cola adalah dividen yang stabil. Saat ini, saham ini memberikan imbal hasil dividen sekitar 3%, yang lebih tinggi dibandingkan mayoritas perusahaan dalam indeks S&P 500. Tingkat imbal hasil ini juga lebih tinggi dibandingkan sebagian besar periode dalam setahun terakhir, menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif.
Pandangan Analis
Saham Coca-Cola (KO) ditutup di $62,67 pada 4 Februari 2025, turun 1,07%. Pasar pasca-penutupan menunjukkan sedikit penurunan ke $62,60. Konsensus analis di Wall Street memberi peringkat Buy dengan skor rata-rata 4,26 dari 5. Dari 26 analis dalam 90 hari terakhir, 13 merekomendasikan Strong Buy, 7 Buy, dan 6 Hold, tanpa rekomendasi Sell. Target harga rata-rata adalah $71,71, mencerminkan potensi kenaikan 14,42%. Perkiraan harga berkisar antara $59,60 hingga $85,00. Saham Coca-Cola tetap menarik bagi investor dengan prospek positif menjelang laporan keuangan.
Kesimpulan
Coca-Cola (KO) menunjukkan prospek positif menjelang laporan keuangan dengan tren teknikal yang mengarah ke bullish setelah membentuk support di $60,60. Target harga analis rata-rata mencapai $71,71, mencerminkan potensi kenaikan 14,42%. Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan volume penjualan, margin keuntungan, dan dampak penguatan dolar AS. Meskipun revisi pendapatan cenderung negatif, harga saham tetap kuat, mengindikasikan optimisme pasar. Sebagai saham defensif, Coca-Cola menawarkan stabilitas di tengah ketidakpastian ekonomi, ditambah imbal hasil dividen 3% yang menarik. Dengan valuasi yang masih tergolong rendah, saham ini menjadi pilihan menarik bagi investor jangka panjang.
*Disclaimer:
This information is provided for general information purposes only. Consider your investment objectives, financial resources and other relevant circumstances carefully before investing. This is not an invitation or an offer to invest, nor is it financial advice or a recommendation to buy or sell any investment.